"Lingkungan global belum membaik sepenuhnya, tapi perekonomian Indonesia masih dalam kondisi stabil, bisa mencapai angka lima persen pada akhir tahun (2016)," kata Sri Mulyani saat memberikan sambutan dalam acara seminar "Tantangan Ekonomi Global" yang diselenggarakan LPS di Jakarta, Kamis.
Sri Mulyani menjelaskan potensi ekonomi yang dimiliki Indonesia sangat besar dan telah menjadi salah satu negara tujuan investasi karena memiliki keunggulan dalam kemudahan perizinan dan bonus demografi yang bisa menjadi nilai tambah dalam beberapa tahun mendatang.
"Reformasi yang didukung oleh paket kebijakan ekonomi ini bisa menjadi faktor untuk memancing minat partisipasi sektor swasta. Hal seperti ini juga didukung kelas menengah yang produktif dan jumlah populasi muda yang potensial," ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga berupaya menjalankan kebijakan fiskal sebagai stimulus untuk mendorong kinerja perekonomian, meski untuk saat ini penerimaan pajak masih tergantung dari dana repatriasi maupun deklarasi aset dari program amnesti pajak.
"Kondisi fiskal bergantung dari tax amnesty dan kita juga terbatas oleh defisit anggaran. Ini memang bukan by design tapi by default. Tapi kita kawal terus penerimaan, agar pembangunan infrastruktur tetap berjalan dan program pengentasan kemiskinan tidak terhambat," kata Sri Mulyani.
Sedangkan, sebagai antisipasi terhadap datangnya krisis, Indonesia telah memiliki UU PPKSK yang menekankan pentingnya koordinasi antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan dalam mengawal stabilitas perekonomian nasional.
"UU itu telah memperkuat kapasitas lembaga yang ada sehingga pengawasan sistem perbankan maupun pasar modal dapat berjalan lebih efisien. Ini merupakan salah satu bentuk reformasi yang baik dalam menghadapi kemungkinan datangnya krisis," ujarnya.
Secara keseluruhan, Sri Mulyani mengharapkan segala bentuk kebijakan maupun regulasi yang telah dilahirkan dapat memberikan peluang bagi perekonomian nasional agar dapat tumbuh sesuai potensinya, meski berbagai tekanan eksternal masih melanda.
"Indonesia menunjukkan adanya potensi besar. Untuk itu, reformasi secara ambisius secara bertahap harus dilakukan, agar ekonomi dapat menjadi kuat dan memiliki daya tahan dalam menghadapi gejolak yang melanda perekonomian global," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016