London (ANTARA News) - Satu-satunya perempuan di antara 15 orang pelaut Inggris yang baru-baru ini ditahan Iran, kemarin, mengatakan dia dipaksa untuk melucuti pakaian, merasakan takut diperkosa dan khawatir dihukum mati serta menganggap dirinya bagai seorang "pengkhianat" ketika menandatangani surat "pengakuan". Pelaut Faye Turney dan seorang lainnya mengungkapkan pengalaman mereka kepada media Inggris setelah mendapat izin khusus untuk menjual cerita mereka, namun Iran memukul balik dengan menayangkan cuplikan film para tahanan itu sedang main tenis meja dan catur dan berkeras para tahanan itu diperlakukan dengan baik. Turney (26) kepada koran "The Sun" mengatakan para interogator main-main dengan mengancam kelangsungan hidupnya. "Pada salah satu tahap...(interogator) bertanya kepadaku, `bagaimana perasaan anda untuk mati demi negara anda," katanya. "Keesokannya, penanya lain mengatakan kepada saya, "anda tidak mengerti, anda harus bekerja sama dengan kami. Apakah anda tidak mau melihat anak perempuan anda lagi?" Koran-koran memberitakan, kelompok yang ditahan itu dapat meraih hingga 250 ribu poundsterling jika menjual cerita mereka sedangkan untuk Turney sendiri kisahnya bernilai 100 ribu poundsterling. Pada Senin malam, Menteri Pertahanan Des Browne melarang para personel itu menjual cerita mereka dengan mengatakan angkatan laut "tidak puas" atas keputusan yang membolehkan para pelaut itu memperoleh keuntungan finansial dari pengalaman mereka. Televisi Iran, Senin, menyiarkan cuplikan baru yaitu kelompok tersebut main "game", menonton sepakbola di televisi serta makan kebab dan sop. "Gambar-gambar ini menunjukkan suasana santai dan bebas yang mereka nikmati selama masa penahanan. Ini berlawanan dengan apa yang mereka katakan ketika mereka tiba kembali di Inggris," kata seorang pembawa berita dikutip AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007