"Semuanya adalah kehendak Allah, dan kehendak Allah pasti mengandung hikmah yang baik untuk kita semua," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Ia pun mengajak semua pihak berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah agar musibah ini tidak terulang kembali di masa yang akan datang, baik di Garut maupun di tempat lain.
"Dan semoga musibah ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk semakin baik dan semakin mendekatkan diri pada Allah," kata Said Aqil.
Said Aqil menyatakan sudah menginstruksikan PWNU Jawa Barat, PCNU Garut, dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU agar segera melakukan tindakan-tindakan darurat memberikan pertolongan kepada korban bencana.
"Begitu pula lembaga infak, zakat, sedekah NU (NUCARE-LAZISNU) juga telah saya perintahkan agar membantu logistik bagi masyarakat Garut yang terkena musibah ini tanpa pandang bulu, baik warga Nahdliyin maupun bukan," katanya.
Berdasar keterangan Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, banjir bandang menerjang daerah Bayongbong, tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyuresmi, Karangpawitan, Kabupaten Garut pada Rabu dini hari.
Banjir bandang yang berketinggian 1,5 hingga dua meter itu disebabkan meluapnya Sungai Cimanuk dan sungai Cikamuri.
Laporan resmi dari Posko Tanggap Darurat Banjir Bandang Kabupaten Garut menyebutkan 16 orang tewas dan delapan orang masih dalam pencarian. Sekitar 1.000 jiwa diungsikan di Korem 062 Tarumanegara, Kodim 0611 Garut, dan beberapa pos pengungsian lain.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016