Beijing (ANTARA News) - China akan meningkatkan usaha mengambil kembali uang curian alias "uang gelap" di luar negeri sebagai bagian dari tindakan keras terhadap korupsi, kata media nasional, setelah pejabat memperingatkan tingkat kesulitan upaya itu.

Langkah itu akan melacak tersangka perkara korupsi beserta harta gelap mereka di luar negeri.

Mengamankan kekayaan tidak halal dari pejabat korup, yang lari dari negara itu, menjadi bagian dari gerakan serba-lembaga China, Sky Net, yang diluncurkan pada 2014, meskipun pihak berwenang membesar-besarkan pengembalian ratusan tersangka.


Nama Sky Net mengingatkan orang pada film fiksi-ilmiah Holywood, Terminator, yang dibintangi Arnold Schwarzenegger.

China mencoba mendapatkan kerjasama lebih internasional untuk memburu pejabat korup sejak Presiden Xi Jinping memulai perang melawan korupsi hampir empat tahun lalu.

Namun, sejumlah negara Barat enggan membantu, tidak ingin mengembalikan orang kembali ke negara disebut tidak memberikan perlakuan baik terhadap penjahat oleh sejumlah kelompok hak asasi dan juga mengeluhkan keengganan China memberikan bukti terkait dakwaan mereka.

Pada April, Huang Shuxian, wakil kepala Komisi Pusat Pemeriksaan Kedisiplinan Anti Korupsi China, mengatakan bahwa langkah itu sangat sulit.

"Sementara prioritas beleumnya adalah untuk mendapatkan bukti terkait perburuan luar negeri, menarikan aset-aset yang didapatkan secara ilegal di China akan menjadi sebuah inisiatif anti-korupsi baru dalam beberapa bulan ke depan," kata surat kabar resmi China berbahasa Inggris, Harian China, Rabu, mengutip pejabat tinggi keamanan, yang tidak menyebutkan namanya.

Pejabat itu mengatakan bahwa pihak kepolisian akan bekerjasama dengan bank sentral China untuk menindak keras para pejabat yang mengirimkan dana gelap senilai miliaran yuan ke sejumlah rekening asing melalui pencucian uang atau bank-bank tidak resmi.

"Sejumlah tersangka lainnya akan dipulangkan dari Eropa dan Amerika Selatan ke depannya," Harian China mengutip pejabat itu.

China tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Amerika Serikat, Australia atau Kanada, yang menurut media nasional merupakan tempat tujuan populer bagi tersangka.

Beijing lalu menggunakan langkah persuasif untuk mendapatkan kembali orang-orang itu. Seorang pria yang namanya tercantum dalam 100 orang tersangka korupsi paling dicari China di luar negeri kembali ke China dari Kanada secara sukarela, pihak berwenang mengatakan pada Juni, tanpa menginformasikan alasan apa yang membuat dia melakukannya.

Menteri Perdana Kanada, Justin Trudeau, Selasa, mengatakan, Kanada akan terus menjunjung standar tinggi saat memutuskan apakah mereka akan mengembalikan warga-warga negara China itu setelah kedua negara sepakat untuk mengadakan pertemuan terkait perjanjian ekstradisi.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016