Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan Operasi Pasar (OP) gula yang digelar hingga 31 Mei 2007 dilakukan untuk mengendalikan harga yang melonjak akibat pasokan yang kurang karena terlambatnya impor. "Ini juga kita lakukan tahun lalu, dalam jumlah tertentu dan waktu tertentu,"katanya di Jakarta, Selasa. Menurut dia, keputusan tersebut sudah melalui pembicaraan dengan kalangan produsen dan petani. "Ini untuk mengamankan kebutuhan sampai musim giling, akhir April dan Mei diharapkan sudah mulai (giling),"ujarnya. Mendag menjelaskan dengan OP gula rafinasi tersebut diharapkan dapat mengamankan harga gula di tingkat eceran pada tingkat Rp6.100 per kg di Jawa dan Rp6.300 per kg di luar Jawa "Ada beberapa langkah yang dilakukan pemerintah, satu, OP gula rafinasi dibolehkan, dua, meminta pabrik gula memajukan gilingnya dengan giling `raw sugar`,"paparnya. Mendag menambahkan, akibat musim giling yang terlambat, pemerintah telah memutuskan untuk mengamankan pasokan gula dengan melakukan impor sebanyak 450ribu ton beberapa waktu lalu. "Dari segi produksi, impor dan OP, stok cukup, selama dia (produsen gula) mulai giling `raw sugar`. Kita nilai (hitung) lagi bulan September-oktober,"tambahnya. Pelaksanaan OP gula yang ditetapkan pada 28 Maret-31 Mei itu merupakan hasil kesepakatan antara Departemen Perdagangan dan Departemen Pertanian pada 27 Maret. Pemerintah menunjuk empat perusahaan di bawah Asosiasi Gula Rafinasi (AGRI) yaitu PT Angels Products, PT Jawamanis Rafinasi, PT Permata Dunia Sukses Utama, dan PT Sentra Usahatama Jaya untuk melakukan OP. Pemerintah juga menunjuk Koperasi Pasar (Kopas) dan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (Apsi), serta minimarket untuk membantu pelaksanaan OP gula dari 28 Maret-31 April. AGRI telah menyiapkan sekitar 40ribu ton gula rafinasi untuk kebutuhan OP selama 2,5 bulan sampai tiba musim giling.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007