"Teknologi pengolah air gambut menjadi air bersih ini sangat sederhana dan mudah diaplikasikan sehingga nantinya masyarakat akan lebih mudah mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari," kata Ketua rombongan LIPI, Nyoman Sumawijaya di Palangka Raya, Rabu.
Pernyataan itu diungkapkan dia dalam acara "Focus Group Discussion" (FGD) tentang "Aplikasi Teknologi Sederhana Pengelolaan Air Gambut Menjadi Air Bersih yang digelar di Ruang Rapat Peteng Karuheri (PK-2) komplek kantor wali kota.
Kegiatan selama sehari yang diikuti sejumlah perwakilan SKPD pemerintah kota, tokoh masyarakat dan peneliti univiersitas serta beberapa pihak lain ini ditutup dengan pengaplikasian alat pengubah tersebut.
Kepala Pusat Peneliti Lingkungan Hidup Universitas Palangka Raya, Prof Ir Yetri Ludang berharap dengan pelaksanaan FGD ini masyarakat tentang pentingnya pemenuhan air bersih untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari guna mencapai kehidupan yang sehat.
"Tahap awal kita kita mengimplementasikan alat tersebut di Desa Kalampangan yang bertujuan bisa mengurangi bencana kekeringan. Alat tersebut juga nantinya bisa diimplementasikan di lima kecamatan yang ada di Kota Palangka Raya," katanya.
Sementara itu, Asisten Kesejahteraan Masyarakat Pemerintah Kota, Gunawan Abel yang mewakili Wali Kota, Riban Satia Berharap pelaksanaan diskusi dan penerapan teknologi ini dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
"Semoga dengan kegiatan ini masyarakat Palangka Raya akan semakin mudah mendapat air bersih terutama bagi mereka yang berada di kawasan lahan gambut," katanya.
Dirinya pun menyambut baik terhadap rencana hibah dua alat pengubah air gambut menjadi air bersih tersebut.
"Pemko bisa saja mendukung pengembangan teknologi tersebut, namun semuanya harus dikoordinasikan sehingga manfaat serta pengaruh penggunaan alat tersebut benar-benar dirasakan masyarakat," katanya.
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016