Jakarta (ANTARA News) - Menperin Fahmi Idris meminta kalangan produsen minyak sawit mentah (CPO) tetap mengutamakan pasokan untuk industri di dalam negeri, terutama untuk industri minyak goreng, agar tidak terjadi kelangkaan di tengah harga minyak goreng dan CPO yang cenderung meningkat saat ini. "Jangan sampai kebutuhan minyak goreng, khususnya pada waktu-waktu tertentu seperti menjelang Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, terkendala oleh pasokan CPO," ujarnya di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan sejauh ini pemerintah belum berencana mengendalikan ekspor CPO kecuali melalui mekanisme penerapan Pajak Ekspor (PE) CPO yang sudah berjalan saat ini. Hal itu, kata dia, karena sejauh ini pasokan CPO untuk kebutuhan industri di dalam negeri, terutama minyak goreng yang merupakan sembilan bahan pokok masih terpenuhi. Bahkan ia menilai pengendalian ekspor CPO melalui PE yang tinggi sangat riskan, karena akan memicu terjadinya berbagai jenis penyelundupan. "Memang bukan artinya semua boleh, tapi nanti ada pengaturan dan pengamanan, misalnya pengamanan pasokan minyak goreng, jangan sampai terhambat karena termasuk sembilan bahan kebutuhan pokok," ujarnya. CPO, lanjut dia, baru akan dikendalikan bila pasokan kebutuhan untuk industri di dalam negeri tidak terpenuhi. Bahkan ia menilai pengusaaan pangsa pasar ekspor CPO Indonesia di pasar internasional jangan sampai terganggu. Saat ini Indonesia bersama Malaysia mengyasai sekitar 80 persen perdagangan CPO dunia yang pada 2006 mencapai sebesar 30 juta ton. Lebih jauh Fahmi mengatakan, sejauh ini pemerintah belum akan menetapkan kebijakan terhadap harga minyak goreng di dalam negeri yang cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya harga CPO internasional. "Kebijakan harga hanya akan diterapkan manakala terjadi kegawatan. Harga batas atas dan bawah misalnya diterapkan pada gabah karena dihadapkan pada keterbatasan pasokan. Sedangkan minyak goreng pasokannya lancar-lancar saja," ujar Fahmi. Tahun 2007 diperkirakan produksi CPO nasional akan mencapai sekitar 16,4 juta metrik ton naik sebesar 1,4 juta ton dibandingkan tahun 2006. Sedangkan ekspor CPO diperkirakan mencapai 11,7 juta ton pada 2007 atau hanya naik 0,4 juta ton dibandingkan tahun lalu. Menurut Direktur Eksekutif Gabungan Produsen Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Derom Bangun peningkatan ekspor yang lebih rendah dibandingkan kenaikan produksi CPO nasional, karena diperkirakan daya serap CPO di dalam negeri akan meningkat menyusul pengembangan industri biodiesel berbasis CPO. "Tahun ini diperkirakan industri biodiesel akan menyerap tambahan produksi CPO sampai sekitar 600 ribu ton," ujar Derom.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007