Sebanyak 375 anggota perkumpulan ilmuwan "National Academy of Sciences" menyatakan bahwa jika Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian perubahan iklim, maka negara tersebut akan semakin sulit mengembangkan strategi internasional mitigasi bencana pemanasan global.
Perjanjian yang dimaksud Trump dan para ilmuwan tersebut adalah kesepakatan perubahan iklim yang tercapai dalam konferensi internasional di Paris pada Desember tahun lalu.
"Sikap calon presiden Partai Republik untuk menarik Amerika Serikat dari perjanjian Paris adalah keprihatinan besar dari kami," kata para ilmuwan dalam sebuah surat terbuka, sebagaimana dilansir Reuters.
"Keluarnya Amerika Serikat dari perjanjian Prancis akan menjadi sebuah pesan bagi dunia, bahwa negara ini tidak peduli terhadap persoalan kemanusiaan yang diakibatkan oleh perubahan iklim," kata mereka.
Di antara para penandatangan surat terbuka itu adalah pakar biologi E.O. Wilson, fisikawan Stephen Hawking dan Claude Canizarez, fisikawan luar angkasa Simon D.M. White, dan sejumlah penerima Hadiah Nobel seperti Thomas Steitz, Michael Levitt, dan William Daniel Phillips.
National Academy of Sciences adalah kumpulan akademisi swasta yang memberi masukan bagi pemerintahan Amerika Serikat terkait perkembangan ilmu dan teknologi. Para penandatangan menyatakan bahwa surat mereka adalah sikap pribadi yang tidak mengatasnamakan institusi atau perkumpulan apapun.
Di Paris pada Desember tahun lalu, hampir 200 negara sepakat untuk mengurangi gas rumah kaca dan membatasi kenaikan suhu global "jauh di bawah" dua derajat celcius.
Amerika Serikat dan China, dua negara produsen emisi karbon terbesar di dunia, meratifikasi kesepakatan itu pada bulan ini.
Trump sendiri akan berpidato dalam sebuah konferensi industri gas alam di Pennsylvania pada Kamis. Juru bicara tokoh tersebut tidak menjawab permintaan untuk membalas komentar para ilmuwan.
Trump pernah menyatakan bahwa persoalan perubahan iklim adalah berita palsu (hoax) yang diciptakan China untuk menghancurkan ekonomi Amerika Serikat. Dia berjanji akan menarik keikutsertaan Amerika Serikat dalam perjanjian Paris jika terpilih sebagai Presiden.
Dia juga berkomitmen untuk membatalkan sejumlah kebijakan Obama yang ditujukan untuk menangani persoalan perubahan iklim, termasuk di antaranya aturan pembatasan emisi gas rumah kaca.
Dia mempertanyakan legalitas hak perintah eksekutif dari Obama untuk meratifikasi kesepakatan Paris.
Di sisi lain, calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton adalah pendukung perjanjian Paris.
Pewarta: Uu.G005
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016