Bandung (ANTARA News) - Hip-hop merupakan perpaduan antara elemen-elemen yang terdiri atas rapping, DJ, breakdance, dan graffiti, bahkan perkembangan dunia juga ikut mewarnai seperti beatboxing, fashion, bahasa slang, dan gaya hidup lain.
Meski Hip-hop merupakan gerakan kebudayaan yang tumbuh di masyarakat Afro-Amerika dan Latin-Amerika tapi negara-negara di dunia juga turut terpengaruh, tak terkecuali Indonesia.
Dancer hip-hop diperkirakan sudah berkembang di Tanah Air sejak 80-an sehingga memantapkan Ikatan Olahraga Dansa Indonesia untuk mempertandingkannya pada Pada Pekan Olahraga Nasional XIX di Jawa Barat, 17-20 September 2016.
Hadirnya nomor hip-hop ini memberikan warna berbeda pada cabang olahraga dansa, jika sebelumnya lantunan musik berirama latin seperti cha cha cha, rumba, dan jive yang diperdengarkan, kini penonton disuguhkan musik penuh hentakan khas Afro-Amerika.
Tak heran jika atlet yang mendominasi merupakan anak-anak muda usia 17-18 tahun.
Mereka tampil atraktif, energik, bebas dari sisi gerakan, kostum, ekspresi, dan tema pada setiap penampilan solo selama 4 menit di hadapan 13 juri.
Salah satu kontestan, duet pedansa Jawa Timur Enitya Rosalina/Brigita Meilinda Yenitang tampil memukau penonton dengan mengusung tema mekanik bengkel mobil.
Keduanya menggunakan alat peraga, kursi, tape recorder, dan skateboard.
Kostum mekanik bengkel dengan dipadukan dengan asesoris bandana merah membuat keduanya tetap terlihat feminim meski menyuguhkan gerakan bertempo cepat dan sedikit maskulin.
Lain pula dengan tim asal Jawa Barat yang diperkuat pasangan Seffy Stevan/Aditya Bayu Firdianto yang mengusung tema "Super Mario Bross".
Keduanya menggunakan kostum merah dan hijau plus kumis hitam untuk menyamai karakter pasangan Super Mario Bross.
Ketika musik khas game yang terkenal pada 90-an ini diperdendangkan, para penonton langsung bersorak-sorai karena jagoan mereka dapat memperagakan gerakan yang nyaris sama dengan Super Mario Bross.
Tim asal Kalimatan Timur, Andi Glennanda Soeharto/Al Hadid Ammash justru berani tampil beda dibandingkan kontestan lain.
Keduanya mengusung tema penindasan oleh penguasa, sehingga kostum keduanya demikian kontras.
Al Hadid berpakaian putih bersih, rambut rapi layaknya presiden, sedangkan Andi berpakaian compang-camping layaknya gembel
Duet ini memperagakan gerakan saat kelaparan menyerang masyarakat dan kondisi kacau akibat perang.
Selama empat menit, keduanya mampu membius penonton juri karena ingin mengetahui akhir dari cerita yang dimainkan tersebut.
"Hip-hop itu bukan sekadar dance tapi menyampaikan pesan. Melalui musik, dan tari, kami bisa menyampaikan pesan perdamaian dan indahnya persahabatan," kata Al Hadid.
Namun, untuk mendapatkan tema ini bukan perkara mudah. Meski sebagian atlet berlatarbelakang streetdancer tapi khusus untuk mendapatkan tema bisa memakan waktu lebih dari tiga bulan.
"Biasanya ide keluar saat duduk-duduk santai, lalu mulai buat musiknya dengan direkam di studio, baru bikin gerakan hip-hop-nya yang selaras," kata dia.
Enitya, atlet asal Jawa Timur mengatakan timnya mematangkan tema cukup lama yakni sekitar enam bulan.
Beragam ide keluar namun yang dipilih hanya satu dan menjadi kesepakatan bersama.
"Karena ini menarinya berpasangan, jadi tidak mudah, meski ada kesamaan visi misi, dan kompak. Terkadang, kami juga menghadapi masa-masa sulit, misal lagi badmood," kata dia.
Bagi Wil Aristy Abraham, atlet dancesport asal Bali, hip-hop merupakan tarian yang mengairahkan yang dapat menggugah siapa saja untuk bergoyang, atau setidaknya menganggukkan kepala meski tidak mengerti arti lagunya.
"Hip-hop suatu irama musik yang membangkitkan semangat, jika dipadukan dengan gerakan maka akan semakin sempurna dan lebih bergairah lagi," kata dia.
Bagi para dancer, menari merupakan panggilan jiwa sehingga ketika musik diperdengarkan maka secara spontan keinginan untuk menari akan muncul.
Lantas bagaimana kaitannya dengan PON, mengingat dancer hip-hop ini seolah-olah lebih dekat dengan seni pertunjukan jika dibandingkan kompetisi olahraga.
Wil mengatakan justru sangat dekat karena dalam hip-hop ini sejatinya adalah kompetisi yakni bagaimana seorang atlet memastikan pesan yang dikirimkan dapat dimengerti oleh audiens melalui kesempurnaan gerak, kostum, ekspresi.
"PON ini membuat anak-anak streetdancer bukan sekadar tampil-tampil saja seperti selama ini. Kini mereka punya tujuan, bisa mengukur kemampuan melalui PON. Dan satu lagi, bisa terlibat langsung dalam mengharumkan nama daerah di ajang multievent cabang olahraga," kata dia.
Sejak memutuskan tampil di PON, Wil dan rekannya menjalani suatu program latihan layaknya seorang atlet, seperti menjalani latihan daya tahan, kecepatan, dan kelincahan.
"Dalam satu tahun terakhir, kami juga secara rutin lari pagi. Secara tidak langsung juga membuat saya menjaga pola hidup layaknya atlet," kata dia.
Cabang olahraga dansa untuk kali pertama dipertandingkan secara resmi di PON setelah pada PON 2008 di Samarinda sebatas ekshibisi dan pada PON 2012 di Pekan Baru diputuskan tidak dipertandingkan penyelenggara.
Provinsi Jawa Barat selaku tuan rumah menyetujui cabang olahraga ini dipertandingkan karena memprediksi bisa meraih lebih dari dua emas.
Sejauh ini pada hari ketiga pelaksaaan pertandingan, Selasa (20/9), tim tuan rumah sudah melampaui target dengan meraih 2 emas, 3 perak, dan 2 perungg.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016