Jakarta (ANTARA News) - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk kembali menandai modernisasi jaringan dari jaringan kabel menjadi fiber optik dengan mematikan (shutdown) sebanyak 30 Sentral Telepon Otomat (STO) di sejumlah wilayah.
"Dengan modernisasi jaringan menjadi fiber optik, masyarakat dapat merasakan pengalaman baru menikmati ragam layanan IndiHome triple play meliputi telepon, internet kecepatan tinggi, dan TV kabel," kata Direktur Network & IT Solution Telkom Abdus Somad Arief, di Jakarta, Selasa.
Menurut Abdus Somad, modernisasi STO ini merupakan bukti komitmen Telkom untuk terus menerus membangun infrastruktur broadband di seluruh Indonesia untuk mempercepat terbentuknya masyarakat digital Indonesia.
Sampai dengan saat ini, tak kurang dari 133 STO dari total 1.250 STO telah selesai dimodernisasi jaringan aksesnya dengan fiber optik, sebagian dengan Overlay Multi Dwelling Unit (MDU) dan sebagian lainnya dengan Fiber To The Home (FTTH). Abdus Somad Arief berharap agar proses modernisasi STO selesai pada 2021.
Menurut Abdus Somad, modernisasi STO ini merupakan bukti komitmen Telkom untuk terus membangun infrastruktur broadband di seluruh Indonesia untuk mempercepat terbentuknya masyarakat digital Indonesia.
Selama September 2016, sebanyak 30 STO yang dimodernisasi antara lain 5 STO yang berada di wilayah Regional 1 Sumatera, 12 STO di wilayah Regional 2 Jabodetabek.
Selanjutnya STO di wilayah Regional 3 Jawa Barat, 1 STO di wilayah Regional 4 Jawa Tengah, 7 STO di wilayah Regional 5 Jatim Bali Nusra, dan 2 STO di wilayah Regional 6 Kalimantan.
"September ini, jumlah STO yang dimatikan dan dimodernisasi jaringannya paling banyak dari Sabang sampai Kalimantan," ujarnya.
Hingga kini tak kurang dari 133 STO dari total 1.250 STO telah selesai dimodernisasi jaringan aksesnya dengan fiber optik, sebagian dengan Overlay Multi Dwelling Unit (MDU) dan sebagian lainnya dengan Fiber To The Home (FTTH).
"Proses modernisasi STO ini diharapkan selesai pada 2021. Modernisasi harus dilakukan mengingat segera berakhirnya masa pakai perangkat (obselete) serta perkembangan teknologi yang membutuhkan bandwidth besar," ujarnya.
(R017)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016