Sidoarjo (ANTARA News) - Tanggul penampungan lumpur (pond) dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. di Dusun Wangkal, Kelurahan Renokenongo, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa, jebol namun tidak membuat panik warga setempat, bahkan mereka ingin rumahnya tenggelam sekalian, sehingga mendapat ganti rugi secara jelas. Mursidi, warga RT14/RW6 Dusun Wangkal, mengatakan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan tanggul jebol di wilayahnya, karena warga sudah pasrah terhadap luberan lumpur itu dan berharap lumpur menggenangi rumah mereka. "Biarkan saja sekalian meluber ke rumah kita. Nantinya, kita akan menuntut ganti rugi ke Lapindo, karena selama ini dusun kami tidak masuk dalam peta baru ganti rugi `cash and carry`," katanya kepada wartawan. Jebolnya tanggul itu terjadi bertepatan dengan masa peralihan dari Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur ke Badan Penanggulangan Semburan Lumpur Sidoarjo (BPSL), sehingga luberan lumpur akibat tanggul jebol di dua titik itu terkesan dibiarkan. Sampai Selasa petang terlihat belum ada upaya dari BPSL untuk membendungnya. Bahkan, tidak ada pihak dari badan yang bertanggung jawab untuk memberikan keterangan atas kejadian tersebut. Luberan lumpur panas dari jebolnya tanggul selebar empat meter di Dusun Wangkal Kelurahan Renokenongo Porong itu mengalir deras ke permukiman warga di RT12 hingga RT14, sehingga sekitar 200 rumah yang sudah tergenang lumpur dan mengering kini tergenang kembali. Bahkan, lumpur sudah menenggelamkan sebagian rumah yang tidak berpenghuni. Tidak hanya itu aliran air lumpur panas itu mengalir ke arah utara dan timur yang mengancam area sawah yang mulai ditanami padi oleh pemiliknya. Kondisi ini diperparah dengan rusaknya jalan akses menuju tanggul, sehingga upaya perbaikan tanggul belum bisa dilakukan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007