"Kami mengingatkan warga setempat tentang adanya potensi hujan disertai angin hingga Kamis (22/9). Sehingga warga hendaknya siap siaga," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping Padang Pariaman Budi Samiaji saat dikonfirmasi dari Padang, Selasa.
Ia mengatakan, angin yang menyertai terjadinya hujan hingga waktu tersebut bisa mencapai maksimal 50 hingga 60 kilometer per jam.
Potensi terjadinya hal itu terkait bulan September sebagai masa pancaroba peralihan musim dari keramau ke hujan.
"Memang masih pancaroba, namun ada sedikit dinamika atmosfer," ujarnya.
Menurutnya, dinamika atmosfer yang memicu terjadinya hujan badai di Sumbar ialah disebabkan adanya tekanan rendah di barat Sumbar yakni di Samudera Hindia.
Terkait hujan yang melanda Sumbar pada Selasa malam, ia melaporkan hingga pukul 20.00 WIB hujan masih belum merata.
"Saat ini laporan hujan masih melanda Padang dan Padang Pariaman saja, namun potensi hujan meluas ke daerah lainnya," katanya.
Untuk hujan yang terjadi pada Selasa malam itu, katanya, disertai angin kencang yang kecepatannya mencapai 35 hingga 50 kilometer per jam.
Secara umum, ia mengimbau warga Sumbar untuk tetap waspada terkait potensi hujan disertai badai beberapa hari ke depan termasuk di beberapa titik rawan yang berpotensi longsor di Sumbar.
Selain itu, menurutnya, BMKG bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar untuk terus memberikan informasi perkembangan cuaca kepada masyarakat termasuk melalui media massa.
Sementara Kepala BPBD Sumbar, Zulfiatno mengingatkan warga agar tetap waspada terhadap bahaya longsor di beberapa titik rawan.
"Meskipun intensitas hujan tdak menentu dan terkadang tidak begitu tinggi di sebagian besar wilayah Sumbar, namun harus tetap waspada," ujarnya.
Ia mengatakan, jika bepergian keluar kota saat hujan deras dan melewati bukit atau tebing ada reruntuhan tanah walaupun kecil sebaiknya kembali saja karena itu ada potensi longsor.
Menurutnya, kewaspadaan tersebut juga berlaku pada siap siaga badai karena ditakutkan adanya pohon-pohon yang tumbang di daerah tertentu.
Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016