"Kami mogok," kata seorang perawat di Saad Specialist Hospital di kota pesisir Al Khobar kepada kantor berita AFP melalui telepon.
"Kami belum menerima gaji selama tiga setengah bulan," kata dia tanpa menyebut nama karena takut dipecat.
Seorang petugas keamanan rumah sakit juga mengatakan kepada AFP bahwa "para dokter dan perawat mogok kerja."
Seorang perawat memberitahu AFP bahwa "hampir semua" staf medis, termasuk sekitar 1.200 perawat, ikut dalam aksi mogok di negara yang melarang serikat pekerja itu.
Pekerja bergaji rendah dan petugas keamanan tetap menerima bayaran dan tetap bekerja, kata dia.
"Mereka janji kepada kami, setelah Id kalian akan menerima gaji, tapi kami tidak menerimanya," kata perawat itu mengacu pada Hari Raya Idul Adha pekan lalu.
Sekitar 100 sampai 150 pekerja rumah sakit berdiri di luar rumah sakit pada Senin pagi sebagai bagian dari aksi itu.
Mereka juga berencana mendatangi kantor gubernur untuk menyampaikan masalah mereka dan jika itu tidak membuahkan hasil mereka akan melanjutkan aksi mogok kerja menurut perawat itu.
Juru bicara Saad Specialist Hospital tidak bisa segera dihubungi untuk dimintai keterangan.
Seorang perawat mengatakan rumah sakit tersebut bagian dari Saad Group, yang situsnya menyebutkan bahwa perusahaan berbasis di Saudi dan menjalankan "berbagai macam bisnis" di Teluk tersebut dan investasi di seluruh dunia.
Konglomerat keuangan dan konstruksi tersebut dikendalikan oleh miliarder Arab Saudi Maan al Sanae memutuskan berpisah dari grup bisnis Arab Saudi lain milik keluarga Algosaibi saat krisis keuangan global 2008-2009.
Perusahaan konstuksi Arab Saudi terkena dampak krisis keuangan tahun ini, dengan puluhan ribu karyawan belum menerima gaji.
Beberapa sumber pada Maret mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa tertundanya penerimaan dari pemerintah, yang pendapatan minyaknya merosot dalam dua tahun terakhir, membuat karyawan raksasa konstruksi Arab Saudi mengalami kesulitan.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016