... Mie aceh merupakan salah satu andalan sajian yang dipromosikan di Qatar...
London (ANTARA News) - Masyarakat Serambi Mekah di Qatar yang dikenal dengan nama Masmeqar, jumlahnya cukup besar. Terkhusus di kota Alkhor, terdapat komunitas Aceh yang bermukim di Qatar sejak dasawarsa '80-an membuat sajian dari Aceh cukup populer di Qatar.

Pejabat di Kedutaan Besar Indonesia di Doha, Boy Dharmawan, Selasa, mengatakan, komunitas Aceh yang diwadahi ormas Masmeqar turut aktif mendukung diplomasi ekonomi dan budaya di Qatar. "Mie aceh merupakan salah satu andalan sajian yang dipromosikan di Qatar," ujarnya.

Aceh punya beragam kuliner yang khas selain mie aceh juga ada ayam tangkap, kopi aceh, kuah pliek, kuah asam keueung atau mie Aceh.

Dikatakan dia mie aceh kaya akan bumbu dan rempah-rempah, mie ini pula yang menjadi salah satu alasan mengapa orang Aceh suka berkumpul di Qatar. Sajian mie aceh kerap dijadikan alat pemersatu diantara komunitas warga Aceh di Qatar. Mie aceh memang tersohor. Tapi, tak ada yang tahu persis bagaimana asal usulnya, ujarnya.

Dalam buku-buku sejarah aceh, tak ditemukan asal mulanya mie Aceh. Konon mie aceh berasal dari China. Aceh dan China memiliki hubungan sejarah sejak abad 13 Masehi. Mie yang berasal dari China lalu diolah dengan cita rasa Aceh.

Sebelum 2000, istilah mie Aceh belum begitu dikenal. Yang ada hanyalah mie teupong dalam bahasa Aceh-nya, yang berarti mie tepung. Seiring berjalan waktu, sebutan mie aceh kian dikenal penikmat wisata kuliner. Kedatangan para pelancong baik domestik maupun internasional turut andil dalam mempromosikan mie Aceh.

Semenjak musibah tsunami pada Desember 2004, mie aceh menjadi ikut terkenal, bahkan ke mancanegara. Untuk memudahkan bagi penyebutan atau mengidentikkan sisi Acehnya, akhirnya diberilah nama mie aceh.

Di kota Alkhor yang terletak 80 km dari ibukota Qatar, Doha, terdapat beberapa ahli peramu mie aceh. Konon, masakan Jamarik Jalil yang paling kesohor.


Setiap berkunjung ke Alkhor kurang nikmat kalau belum mencicipi mie Aceh ala Pak Kumis, Jamarik. Sebelum ke Qatar, Jamarik memiliki restauran mie aceh yang terkenal di Aceh. Keahliannya sudah turun temurun.


Meski saat ini bekerja pada perusahaan migas, QatarGas, namun keahliannya tidak luntur. Jika tamu yang berkunjung, anda akan dihidangkan kuliner andalannya, mie Aceh.

Menurut Jamarik, mie aceh memiliki beragam rasa, seperti manis, asam, dan asin. Bumbu-bumbunya diracik dengan berbahan cabai merah bermutu tinggi, bawang putih, kemiri, ketumbar merica, jahe, dan rempah-rempah lainnya yang kemudian digiling halus sehingga berwarna merah.

Di Qatar, bahan-bahan dasar mie dapat diperoleh di supermarket Indonesia di Doha atau di kota Alkhor, yaitu Swalayan Source of Fortune milik pengusaha Aceh, Mahdi Musa.


Swalayalan itu telah dibuka namun akan diresmikan Duta Besar Indonesia untuk Qatar, Marsekal Madya TNI (Purnawirawan) Muhammad Sidehabi, pada 25 September mendatang. Bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-40 hubungan diplomatik Indonesia-Qatar.

Menurut Jamarik, proses memasak mie Aceh cukup sederhana. Irisan bawang bombai, tomat, kol, dan tauge ditumis dengan minyak ditambahkan air secukupnya. Jika ingin membuat mie Aceh rebus, air dilebihi sedikit dari takaran.


"Jika ingin menambahkan udang, kepiting, cumi-cumi, atau telur, inilah saatnya campuran dilakukan," papar ahli kuliner yang juga mantan petinju nasional tersebut.


Yang khas dari masakan Pak Jumarik adalah cita rasa mie yang selalu terjaga," ujar Said Malawi, karyawan migas, QatarGas, yang telah bermukim di Alkhor lebih dari dua dekade.


"Mienya diracik tanpa bahan pengawet," ujar tokoh diaspora Indonesia di Qatar yang kerap rutin mencicipi kuliner sajian Jamarik.

Oleh Zeynita Gibbons
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016