Banjarmasin (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menemui sejumlah remaja pencandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di Yayasan Lingkaran Harapan Banua, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin.
Di yayasan yang tercatat sebagai institusi penerima wajib lapor (IPWL) Kemensos itu, pencandu paling muda yang direhabilitasi berusia 15 tahun.
Saat ditanya Mensos, remaja itu mengaku mengonsumsi zenith yang termasuk obat daftar G yang pada awalnya diberikan secara gratis oleh temannya.
"Buat enak badan," kata remaja itu ketika Khofifah menanyakan apa yang dikatakan temannya waktu pertama kali memberikan obat itu kepadanya.
Pada saat-saat terakhir sebelum direhabilitasi, ia mengaku bisa mengonsumsi 20 tablet zenith per hari. Harga per tablet Rp2.000.
"Dari pengakuan anak-anak yang selama ini saya temui kebanyakan mereka mengenal obat-obatan terlarang lewat temannya," kata Mensos kepada wartawan.
Bahkan, kata Mensos, ada satu kelas pada salah satu sekolah favorit di Kalsel yang hampir semua muridnya mengonsumsi zenith. Hanya tiga orang dari 35 siswa di kelas itu yang tidak mengkonsumsi.
Oleh karena itu, Mensos mengingatkan para orang tua dan sekolah agar lebih mewaspadai peredaran narkoba di kalangan anak-anak dan remaja.
Khofifah mengatakan kementerian yang dipimpinnya hanya berwenang menangani di bagian hilir yakni melakukan rehabilitasi terhadap pecandu.
Menurut dia yang harus diseriusi dan digiatkan adalah upaya pencegahan di bagian hulu. Di bagian ini, kata Mensos, peran masyarakat sangat menentukan.
"Keluarga, lingkungan RT-RW, sekolah harus lebih waspada dan serius melakukan pengawasan terhadap anak-anak agar terhindar dari narkoba," kata Khofifah.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016