Kedua topan tersebut, yang memicu angin kencang dan hujan lebat, telah menerjang Kota Praja Shanghai dan Provinsi Jiangsu, Zhejiang, Fujian serta Jiangxi sejak 14 September.
Enam orang meninggal dan 10 orang hilang setelah hujan lebat mengguyur Provinsi Sichuan di bagian barat-daya China pada Ahad (18/9) dan Senin, kata pemerintah setempat.
Hujan lebat mengguyur beberapa bagian Kota Panzhihua dari pukul 08.00 pada Ahad sampai pukul 10.00 Senin. Peristiwa itu mengakibatkan tanah longsor yang menimbun rumah dan banjir bandang, dan di beberapa daerah tanah longsor memutus jalan dan merusak rumah, kata satu pernyataan dari kantor penerrangan kota tersebut.
Tiga korban meninggal setelah lumpur longsor menimbun rumah mereka; dua orang tewas akibat tertimpa tembok dan satu lagi dihanyutkan banjir, kata pernyataan itu.
Topan tersebut mengganggu pasokan listrik ke beberapa daerah. Satu sekolah di Kota Praja Wuben rusak diterjang lumpur longsor dan dua bendungan ambruk akibat hujan lebat, tapi tak ada laporan mengenai korban jiwa.
Lebih dari 7.300 rumah ambruk dan 61.000 rumah rusak bermacam tingkat, sementara 618.000 orang diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Topan juga merusak 106.700 hektare lahan. Kerugian ekonomi langsung akibat topan itu diperkirakan berjumlah 15,48 miliar yuan (2,32 miliar dolar AS), demikian Xinhua melaporkan.
(Uu.C003)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016