Jakarta (ANTARA News) - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit kuartal III 2016 masih lemah seiring dengan masih lambatnya pertumbuhan ekonomi.
Jahja di Gedung Menara BCA Jakarta Pusat, Senin, mengemukakan bahwa BCA sedang berusaha untuk melampaui pencapaian pertumbuhan kredit sampai akhir 2016.
"Masih agak lemah, masih lemah. Kita lagi kejar-kejaran untuk melewati angka Desember yang lalu. (Pertumbuhan) Agustus belum balik Desember (tahun lalu)," kata Jahja.
Menurut dia, kredit mulai tumbuh pada Juni dan menurun lagi pada Juli usai Lebaran. Setelahnya, lanjut Jahja, pertumbuhan kredit mulai menaik lagi meski belum terlalu signifikan.
Jahja mengakui bahwa tahun 2016 merupakan tahun yang sulit bagi perbankan dalam menumbuhkan kredit.
"Memang struggling, tahun ini really struggling. Belum lagi yang kita khawatirkan dari repatriasi itu bisa saja mereka masukan equity, karena sudah ada equity mereka bayar pinjaman, turun pinjaman kita, bisa seperti itu. Kalau sudah ada equity buat apa dia bayar bunga lagi dong," kata Jahja.
Dia mengungkapkan sulit bagi BCA untuk mencapai pertumbuhan kredit di atas 10 persen hingga akhir tahun 2016 apabila melihat kondisi ekonomi saat ini. Jahja menargetkan pertumbuhan kredit BCA berada di bawah level 10 persen pada akhir tahun.
"Kita target masih sekitar 8 (persen) lah. Di bawah 10 (persen) nggak mungkin di atas 10 (persen) kalau melihat situasi terakhir sekarang," kata Jahja.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016