Bandung (ANTARA News) - Permainan cahaya warna warni memeriahkan suasana upacara pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), di Kecamatan Gede Bage, Kota Bandung, Sabtu malam.


Jokowi yang tiba di GBLA mengenakan ikat kepala khas Sunda tersenyum sumringah melihat kemeriahan pembukaan PON XIX yang berlangsung.


Semangat PON yang menyatukan atlet-atlet Tanah Air dalam kompetisi olahraga empat tahunan itu semakin menyala saat lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan. Tidak hanya para atlet, ribuan pengunjung yang memadati stadion serentak ikut bernyanyi.


Atraksi seni dan tradisi kemudian ditampilkan begitu megah dengan didukung teknologi pencahayaan yang memanjakan mata.


Kota Bandung pada malam itu pun bergelora. Alam rupanya mendukung perayaan tersebut dengan hadirnya bulan purnama yang begitu menawan di belakang latar panggung di stadion GBLA.

Perlahan, sejak sekitar pukul 19.30 WIB, bulan purnama terus menyinari dan menghiasi malam pembukaan PON bersama pesta kembang api. Menyembul di antara tarian letupan kembang api, sang dewi malam tetap mencuri perhatian pengunjung yang dibuatnya terkesima.


Memang Pekan Olah Raga Nasional (PON) XIX yang dilaksanakan pada 17-29 September diikuti oleh ribuan atlet dari seluruh wilayah di Tanah Air sehingga pembukaannya dibuat semeriah mungkin.

Udara sejuk di GBLA Kota Bandung terus dihangatkan oleh penampilan seni tari kontemporer bersamaan dengan penampilan tim sepeda BMX yang dipasangi lampu LED berkelap kelip dan kelompok "basket jalanan" yang memainkan kebisaan mereka dalam mengolah bola.

Para pemandu sorak juga melakukan kebolehannya dalam "berdansa" dan akrobat serta sejumlah cabang-cabang olahraga lain yang disimulasikan menjadi tarian kontemporer yang menggambarkan beragam kegiatan saat PON XIX.

Penari yang membopong pikulan bergantung padi dan gunungan buah dihiasi lampu LED berwarna merah dan biru bergerak lincah yang melambangkan kesejahteraan di Indonesia, khususnya tuan rumah Provinsi Jawa Barat.

Tidak lama kemudian muncul kupu-kupu, kunang-kunang serta primata surili yang diperankan oleh para penari yang tentunya memaknai keanekaragaman hayati di Bumi Parahyangan.

Sumber daya alam kelautan juga ditampilkan melengkapi kekayaan alam Jawa Barat yang disajikan melalui para penari yang membawa dayung dan kurungan ikan.

Gerakan lincah nan tegas ditarikan oleh sekitar 1.200 orang yang secara kreatif menghias diri mereka sesuai tema-tema tersebut menggunakan lampu LED dan riasan.

Suguhan kesenian semakin lengkap dengan penampilan Dira Sugandi yang melantunkan lagu "Manusia Baru" yang dinyanyikan dengan liukan cengkok khas pesinden sunda.


Api pembinaan

Acara pengantaran api PON XIX dilakukan oleh tujuh atlet legendaris yaitu Susi Susanti, Taufik Hidayat, Ade Rai, Ajat Sudrajat, Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, dan Risa Suseanty.

Risa yang mengantar terakhir obor api menyerahkan kepada atlet cilik karateka berusia 11 tahun yang menjadi juara dunia di ajang "International Banzai Cup Open Karate Championship" 2015, Lala Diah Pitaloka, untuk kemudian disulut ke calderon PON XIX.

Prosesi penyulutan berlangsung semarak karena begitu Lala menyentuhkan obor api ke cawan tungku kaldron, terdapat suar-suar kembang api dan kelopak kaldron menutup sehingga api PON XIX menyala di tungku besar.

Api PON XIX yang telah diambil dari sumbernya di Balongan, Indramayu telah melalui rute terpanjang yang pernah dilakukan dalam ajang empat tahunan itu yaitu 1.004,5 kilometer.

Wilayah-wilayah di Jawa Barat yang dilewati oleh kirab api PON XIX terdiri dari Kabupaten Cirebon-Kota Cirebon-Kabupaten Kuningan-Kabupaten Majalengka-Ciamis-Banjar-Pangandaran-Tasikmalaya-Kabupaten Tasikmalaya-Garut-Kabupaten Sumedang-Subang-Purwakarta-Karawang-Bekasi-Depok-Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung Barat-Cimahi-Kabupaten Bandung-Kota Bandung.

Usai penyulutan api PON XIX, suguhan pesta kembang api juga dilakukan dan kembali menerangi seisi stadion Gelora Bandung Lautan Api dengan suar berwarna-warni.

Pekan Olahraga Nasional, menurut Kepala Negara, dapat menjadi pembinaan bagi atlet Indonesia untuk mencapai tingkat kompetisi yang lebih tinggi dalam turnamen internasional.

"Kita harapkan dengan kompetisi dari bawah di tingkat kelurahan, kecamatan, dengan kabupaten, dengan kota, naik ke tingkat provinsi, naik lagi ke tingkat nasional yaitu PON. Kita ingin mendapatkan bibit-bibit atlet yang baik di semua cabang olahraga," kata Jokowi di Bandung.

Selain itu, Gubernur Ahmad Heryawan mengatakan bahwa PON 2016 di Jawa Barat ini merupakan perhelatan yang pertama kalinya menggabungkan dua kepanitaan untuk PON dan Pekan Paralympic Nasional.

Sepatutnya, dengan persatuan tersebut dapat menyemangati para atlet dan penyandang disabilitas di Indonesia semakin berprestasi tidak hanya di tatar domestik namun juga tataran global.

Oleh Bayu Prasetyo
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016