Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena data inflasi AS memberikan tekanan terhadap logam mulia.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 7,8 dolar AS, atau 0,59 persen, menjadi 1.310,2 dolar AS per ounce.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS, Jumat, menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) meningkat lebih besar dari yang diperkirakan 0,2 persen selama Agustus, merupakan peningkatan 1,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Para analis mencatat bahwa sebagian besar sub-pengukur juga menunjukkan peningkatan harga. Hal ini memberikan amunisi untuk "hawks" di Federal Reserve AS, karena dua tugas utama bank sentral AS adalah meningkatkan lapangan pekerjaan dan menjaga inflasi di bawah kendali.
"Hawks" adalah sebuah kebijakan ekonomi suatu negara yang lakukan untuk menyeimbangkan harga-harga barang dengan cara menaikkan suku bunga.
Ekspektasi saat ini adalah bahwa Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember.
Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 adalah sebesar 15 persen pada pertemuan September 2016, 22 persen pada pertemuan November 2016, dan 52 persen pada pertemuan Desember 2016.
Para analis percaya Fed bermaksud untuk menyerap dana sekitar 2,5 triliun dolar AS dari kelebihan cadangan bank-bank. Karena ekonomi AS mulai pulih, bank-bank menjadi lebih berani mengambil risiko dalam ekonomi yang "bullish", dan sebagai hasilnya berpotensi melepaskan beberapa cadangan berlebihan mereka, membanjiri ekonomi dengan uang tunai, sehingga menyebabkan inflasi.
Selain itu, indeks dolar AS naik 0,84 persen menjadi 96,08 pada pukul 17.15 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Perak untuk pengiriman Desember turun 17,9 sen, atau 0,94 persen, menjadi ditutup pada 18,862 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 16,2 dolar AS, atau 1,57 persen ditutup pada 1.017,6 dolar per ounce.
(A026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016