Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar Bobby Adhityo Rizaldi meminta Kementerian Pertahanan mengevaluasi produk militer yang dibeli dari China, menyusul insiden terlambat meluncurnya rudal C705 dalam latihan gabungan militer XXIV/2016 di perairan Banongan, Situbondo, Jawa Timur.
"Rudal C705 yang mengalami keterlambatan meluncur saat ditembakkan itu merupakan insiden yang sangat memalukan, terlebih, disaksikan oleh Presiden Jokowi," ujar Bobby di Jakarta, Jumat.
Dia menegaskan kejadian itu harus diinvestigasi dan dievaluasi, apakah rudal yang harganya konon Rp20 miliar per buah tersebut rusak sebelum diterima atau alat komunikasi datanya yang bermasalah.
Bobby menilai insiden rudal C705 itu membuat citra militer Indonesia melemah di mata negara-negara sekitar. Apalagi, kata dia, rudal C705 itu rencananya akan digunakan untuk menjaga kedaulatan negara di Laut China Selatan.
"Saya mendukung TNI AL untuk menunda kerjasama militer dengan China dalam hal kontrak rudal C705, dan membatalkan niat untuk membeli lebih banyak lagi dan mengalihkan pada Alutsista utama dari negara lain," tutur Bobby.
Selain itu, Bobby juga meminta dilakukan evaluasi kerja sama transfer teknologi antara Kementerian Pertahanan dengan State Administration for Science, Technology and Industry for National Defense (SASTIND) China.
Sebelumnya dalam latihan militer gabungan XXIV/2016 di perairan Banongan, Situbondo, Jawa Timur, yang disaksikan Presiden Joko Widodo, rudal C705 milik TNI AL yang diperoleh dari China mengalami keterlambatan hingga lima menit saat diluncurkan. Belum diketahui pasti penyebab atas insiden tersebut.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016