"Ya kurang lebih Rp70,1 triliun untuk 65 bendungan itu," kata Kepala Pusat Bendungan Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Imam Santoso dalam konferensi pers di Kementerian PUPR di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, kebutuhan pembiayaan sebesar itu secara garis besar bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Rp64,04 triliun dan pinjaman Tiongkok Rp4,82 triliun untuk Bendungan Jatigede serta pinjaman dari Korea sebesar Rp1,26 triliun untuk Bendungan Karian.
Ia kemudian merinci dari 65 bendungan itu antara lain terdiri dari 16 bendungan lanjutan dari 2014 dan 49 bendungan baru pada periode 2014-2019.
Ia mengaku, untuk membangun bendungan tidak dapat (satu tahun) langsung selesai, namun butuh waktu tiga sampai empat tahun.
Oleh karena itu, lanjutnya, dari 65 bendungan yang dibangun, ditargetkan 29 bendungan selesai tahun 2019 dan akan selesai seluruhnya pada 2022.
"Dengan 65 bendungan tersebut maka ketersediaan tampungan air di Indonesia akan meningkat menjadi 19,1 miliar meter kubik dari sebelumnya yang hanya 12,6 miliar meter kubik yang berasal dari 230 bendungan yang ada saat ini," katanya.
Ia berharap, penambahan volume air yang bisa ditampung akan memberi pengaruh terhadap luasan areal irigasi yang diairi.
Saat ini dari 7,1 juta hektar sawah, 760.000 hektar sawah atau 10,5 persen dari irigasi yang sumber air dari bendungan, sementara sisanya masih berasal dari air non bendungan seperti tadah hujan maupun bendung saja.
Jadi, tegasnya, dengan 65 bendungan tersebut, luasan sawah yang mendapat air dari bendungan bertambah 173.000 hektar atau secara total menjadi 933.000 hektar atau 13,5 persen yang bersumber dari air bendungan.
"Dengan sumber air dari bendungan, maka kebutuhan air pertanian diharapkan bisa terpenuhi sepanjang tahun sehingga program ketahanan air dan kedaulatan pangan segera terwujud," katanya.
Rincian bendungan
Berdasarkan data dari Ditjen Sumber Daya Air, pada 2015 telah selesai lima bendungan, kemudian 24 bendungan dalam proses pembangunan (on going) dan akan bertambah delapan bendungan baru tahun ini untuk bisa dimulai pembangunannya.
Selanjutnya pada 2017 akan ada tambahan sembilan bendungan, lalu 2018 ada 11 bendungan dan pada 2019 ada delapan bendungan akan dibangun sehingga total 65 bendungan.
Lima bendungan yang telah selesai dibangun pada 2015 yakni Bendungan Rajui (Aceh), Jatigede (Jawa Barat), Bajulmati (Jawa Timur), Nipah (Jawa Timur), dan Titab (Bali).
Kemudian yang ditargetkan selesai pada tahun ini Bendungan Paya Seunara (Aceh) dan Teritip (Kalimantan Timur).
Di 2017 ditargetkan selesai Bendungan Raknamo dan Mila (NTT), Tanju (NTB) dan Marangkayu (Kaltim).
Kemudian di 2018 akan selesai tujuh bendungan yakni Gondang (Jateng), Tugu (Jatim), Logung (Jateng), Rotiklod (NTT), Sei Gong (Kepri), Bintang Bano (NTB) serta Kuningan (Jabar).
Pada 2019 ada 11 bendungan yang ditargetkan akan selesai dibangun diantaranya yaitu Bendungan Passeloreng (Sulawesi Selatan), Tapin (Kalimantan Selatan), Ciawi (Jawa Barat), Sukamahi (Jawa Barat) dan lainnya.
Terakhir, sisanya sebanyak 36 bendungan akan selesai hingga 2022.
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016