"Orang bilang kanker, tetapi bukan ya, sakit paru-paru sehingga mempengaruhi pernafasannya," kata dia di rumah duka, kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat.
Riza berkisah, dua bulan lalu January mengeluh batuk dan sesak. Pihak keluarga lantas menyarankannya melakukan pemeriksaan medis. Tak disangka kondisinya melemah sejak itu.
"Dia sempat masuk ICU di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung, sudah dua bulan lebih. Awalnya batuk-batuk, dan sesak. Kita khawatir. Kami minta dia lakukan check-up. Enggak taunya dia pergi sendiri ke dokter," tutur Riza.
"Rencana mau check up tetapi malah collapsed dia, di sana. Kami kaget semua. 10 hari. Tetapi dia masih bisa beraktivitas. Lalu 12 Juli, dia masuk ICU lagi, lebih parah. Dia enggak bisa makan melalui mulut," imbuh dia. Hingga akhirnya, dini hari tadi, sekitar pukul 00:30 WIB, January menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung dalam usia 58 tahun. Sebelum wafat, January sempat menikah namun tak memiliki anak.
"Tadi malam sekitar pukul 00:30 WIB (meninggal). Firasat sih enggak ada, hanya saja dia selalu ingin pulang. Dibawa pulang juga enggak mungkin karena dia belum bisa makan normal, harus pakai selang," kata Riza.
Jenazah January akan dikebumikan di TPU Jeruk Purut, siang ini, tempat orangtuanya dimakamkan.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2016