Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar 70 poin menjadi Rp13.115 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.185 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah berlanjut terhadap dolar AS. Lonjakan catatan uang tebusan dari amnesti pajak menjadi salah satu pemicu.
"Nilai tukar rupiah masih positif di tengah eforia amnesti pajak yang kembali menggeliat," kata Rangga Cipta.
Ia menambahkan bahwa data pertumbuhan ekspor dan impor yang membaik turut mempengaruhi laju mata uang rupiah untuk terapresiasi meski dibayangi belum adanya kepastian kenaikan suku bunga Amerika Serikat yang bisa membatasi ruang penguatannya.
Badan Pusat Statistik mengumumkan data nilai ekspor Indonesia Agustus 2016 mencapai 12,63 miliar dolar AS atau meningkat 32,54 persen dibanding ekspor Juli 2016. Sementara nilai impor Indonesia Agustus 2016 mencapai 12,34 miliar dolar AS, juga naik 36,84 persen dibandingkan Juli 2016.
Saat ini, lanjut dia, pelaku pasar uang sedang menanti angka inflasi Amerika Serikat. Data Itu akan menjadi salah satu konfirmasi terakhir sebelum pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan depan.
Sementara itu, analis Monex Investindo Futures Putu Agus menambahkan bahwa data ekonomi Amerika Serikat mengenai penjualan ritel yang menurun menjadi salah satu penekan mata uang dolar AS.
"Penjualan ritel AS turun melebihi perkiraan di bulan Agustus, mengindikasikan berkurangnya kekuatan belanja konsumen yang telah menopang perekonomian," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016