Bandung (ANTARA News) - Jajaran Direksi PT Kereta Api Indonesia (KAI) masih menunggu tindak lanjut rencana penggantian Komisaris Utama PT KAI, Sumino Eko Saputro, dan Direktur Teknik, Makbul Sujudi, yang dilontarkan oleh Menng BUMN, serta tidak akan mempengaruhi pelayanan operasional. "Pergantian Komisaris Utama, Direktur Teknik atau jabatan lainnya di PT KAI adalah wewenang Menneg BUMN. Pergantian itu biasa dan tidak akan mempengaruhi pelayanan operasional kereta api," kata Kepala Humas PT KAI, Noor Hamidi, kepada wartawan di Bandung, Selasa. Ia menyebutkan, aktivitas kerja dan pengoperasional kereta api dilakukan secara profesional tanpa terpengaruh oleh pergantian jajaran direksi. Namun demikian, juru bicara PT KAI itu menyatakan bahwa hingga Selasa siang belum ada surat resmi penggantian kedua pejabat itu. Sementara itu para Direksi dan pejabat PT KAI lainnya tetap bertugas seperti biasa. Hanya saja, para karyawan PT KAI langsung memperbincangkan sinyalemen pergantian Komisaris Utama dan Direktur Teknik itu, seperti yang dilontarkan Menteri Negara Badan Usaha Negara (Menneg BUMN), Sugiharto. "Kebijakan dari Menneg BUMN untuk melakukan pergantian jajaran direksi pasti sudah melalui pertimbangan dan alasan yang matang. Semuanya dilakukan untuk kemajuan perusahaan," kata Noor. Ketika ditanya pers mengenai sikap Direksi PT KAI, Noor Hamidi menyatakan, menunggu dan menyerahkan proses pergantian tersebut kepada Menneg BUMN. "Semuanya kembali kepada kebijakan Menneg BUMN, yang jelas direksi PT KAI tetap bekerja secara profesional. Siapapun orang yang akan menggantikannya pasti sudah menjadi bagian dari strategi untuk masa depan perusahaan," katanya. Mengenai pergantian kedua pejabat di PT KAI itu terkait dengan banyaknya kecelakaan KA di awal tahun ini, Noor Hamidi enggan berkomentar banyak. Ia juga tidak membantah bila rangkaian kecelakaan itu menjadi salah satu alasan pergantian itu. "Masalah yang dihadapi PT KAI sangat kompleks, tapi apa pun yang terjadi direksi sudah berupaya mengatasinya. Semua pihak punya keinginan memperbaikinya," ujarnya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007