Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Rabu sore bergerak melemah sebesar 51 poin menjadi Rp13.203 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.152 per dolar AS .
"Dolar AS mengalami penguatan di tengah banyaknya spekulasi mengenai kenaikan suku bunga Amerika Serikat pada September ini," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa salah satu pejabat The Fed Lael Brainard memberikan pernyataan dovish, suku bunga Amerika Serikat kemungkinan tidak naik pada bulan ini. Di sisi lain, dukungan untuk pengetatan kebijakan moneter juga cukup kuat.
Ia menambahkan bahwa mata uang dolar AS juga masih mendapatkan dukungan dari harga minyak mentah dunia yang masih mengalami tren penurunan seiring dengan laporan Energy Information Administration (EIA) yang memperkirakan penambahan persediaan minyak mentah AS.
"Minimnya sentimen positif masih membebani laju mata uang komoditas, seperti rupiah," katanya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menjadi salah satu berita positif dari dalam negeri.
Centre for Strategic and International Studies (CSIS) merilis tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja pemerintahan pada Agustus mencapai 66,5 persen dari 50,6 persen di Oktober 2015.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.228 dibandingkan hari sebelumnya (13/9) Rp13.151.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016