Jenazah tersebut kini diamankan di Polsek Poso Pesisir Selatan guna pemerikasaan lebih lanjut oleh Tim Indentifikasi Pasukan Tinombala.
Kabid Humas Poda Sulawesi Tengah yang juga Ketua Satuan Tugas Penerangan Operasi Tinombala Poso, AKBP Hary Suprapto, yang dikonfirmasi melalui telepon membenarkan penemuan mayat itu.
Menurut dia, mayat itu ditemukan warga Desa Tangkura yang kemudian dievakuasi ke Polsek Poso Pesisir Selatan.
"Iya, ada satu jenazah, jenis kelamin laki-laki, kini telah di Polsek guna penyelidikan selanjutnya," ujarnya.
Menurut Hary, untuk sementara korban belum dapat diketahui identitas sebab masih dalam proses penyelidikan di Polsek Poso Pesisir Selatan.
Ditanya apakah mayat itu memiliki ciri-ciri seperti orang-orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) anggota Kelompok Santoso, Hary belum bisa memastikan karena masih sedang diidentifikasi.
"Kami belum dapat menguraikan identitas korban, dan belum dapat dipastikan apakah masuk dalam daftar anggota kelompok santoso, sebab saat ini tengah dalam penyilidikan pihak kepolisian," ujarnya.
Di lokasi penemuan mayat tersebut, juga ditemukan bom rakitan yang masih tergolong aktif, namun Hary belum dapat menjeskan berapa buah bom rakitan yang ditemukan itu.
"Barang bukti berupa bom rakitan yang masih aktif ada namun soal berapa jumlahnya, belum ada informasi pasti. Masih dalam proses penyelidikan," uajrnya.
Setelah diidentifikasi, jenazah tersebut akan dievakuasi ke RSU Bhayangkara Palu untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Informasi yang beredar di kalangan wartawan di Kota Palu menyebutkan bahwa jenazah tersebut sedang dalam proses evakuasi (perjalanan) dari Poso Pesisir ke RSU Bhayangkara Palu bersama salahs seorang anak buah lain Santoso yang menyerahkan diri kepada tim Operasi Tinombala yang disebut-sebut bernama Basri alias Bagong.
Pewarta: Fauzi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016