Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta mengatakan, dolar AS cenderung bergerak melemah setelah komentar "dovish" dari salah satu pejabat bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang mengurangi harapan kenaikan suku bunga pada September ini.
"Dolar AS berbalik melemah terhadap sejumlah mata uang utama pascasalah satu anggota dewan gubernur Federal Reserve Lael Brainard memperingatkan agar tidak terburu-buru dalam menaikkan suku bunga," katanya.
Ia mengemukakan, pejabat bank sentral Amerika Serikat itu memperingatkan risiko menaikkan suku bunga terlalu cepat di tengah potensi pelemahan pada pasar tenaga kerja dan perekonomian luar negeri.
"Pernyataan pejabat The Fed itu mendorong sejumlah aset di pasar negara berkembang terapresiasi," katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan, data-data ekonomi Amerika Serikat yang belum sepenuhnya stabil memberikan kesempatan bagi sejumlah mata uang negara berkembang, termasuk rupiah kembali menguat.
"Akan tetapi, penguatan rupiah belum cukup kuat jika tidak diimbangi sentimen positif dari dalam negeri," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) Selasa tercatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.151 dibandingkan hari sebelumnya (9/9) Rp13.089.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016