Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah sebesar 61 poin atau sekitar 0,47 persen menjadi Rp13.157 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa beberapa pejabat bank sentral Amerika Serikat (The Fed) masih menyerukan kenaikan suku bunga acuan secepatnya sehingga memicu penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.
"Hingga pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 20-21 September 2016 nanti, volatilitas aset keuangan global masih akan tinggi," katanya.
Dari dalam negeri, ia menambahkan bahwa spekulasi perpanjangan periode I amnesti pajak menjadi fokus investor selain data perdagangan yang akan diumumkan pada pekan ini.
"Pertumbuhan ekspor dan impor domestik bisa memberikan sinyal laju ekonomi saat ini," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang mengalami pelemahan juga turut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi laju mata uang domestik.
"Mata uang komoditas kembali dipengaruhi oleh harga minyak mentah dunia," katanya.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude melemah 0,82 persen menjadi 45,91 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 0,68 persen menjadi 47,99 dolar AS per barel.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016