"Kita minta maaf sama Kemenag. Itu kekeliruan kita," demikian dikatakan Ketua Muassasah Asia Tenggara Mohammad Amin Indragiri saat jumpa pers di Kantor Satgas Arafah, Minggu (11/9) petang waktu setempat.
Permintaan maaf ini disampaikan Amin sehubungan adanya temuan mengenai makanan dengan kemasan box berlabel Kemenag, tapi diberikan kepada bukan jamaah haji Indonesia.
Mendengar informasi tersebut, tim PPIH Arab Saudi segera melakukan monitoring ke Maktab 51. Selain itu, PPIH juga menemui pimpinan Muassasah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peredaran katering tersebut.
Dari hasil penelusuran tersebut, diketahui bahwa makanan itu didistribusikan untuk jamaah furoda yang tinggal di Maktab 51.
Muassasah Asia Tenggara melayani katering untuk 26 maktab jamaah haji Indonesia. Menurut Amin, selain Indonesia, muassasah juga menerima kontrak untuk melayani katering 2014 jamaah haji furoda yang ditempatkan di Maktab 51.
Amin mengaku tidak sengaja menggunakan penutup kemasan katering dengan tutup yang berlabel Indonesia.
"Insya Allah kalau ada umur, tahun depan kekeliruan yang semacam ini tidak terulang," janjinya dalam siaran pers Kemenag, Senin.
Namun demikian, Amin mengaku bahwa makanan yang disajikan juga masakan bercita rasa Indonesia. Sebab, lanjut Amin, jamaah furoda yang berasal dari berbagai negara itu memang lebih memilih menu masakan Indonesia.
"Kami tidak bisa melarang atau tidak menyajikan makanan Indonesia karena ini permintaan mereka," kata Amin.
Menurut Amin, masyarakat Saudi juga termasuk penggemar masakan Indonesia. "Setiap hari Jumat dan Sabtu, mereka lebih senang makan menu masakan Indonesia. Hampir 70 persen masyarakat Saudi senang masakan Indonesia, karena cita rasa enak dan bumbu-bumbunya bisa diterima orang Saudi," tegasnya.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil memastikan kalau peristiwa ini tidak berpengaruh terhadap layanan katering jamaah haji Indonesia.
"Makanan untuk jamaah haji Indonesia aman. Kalau ada kekurangan kami langsung on the spot mengatasi di lapangan," ujarnya.
Abdul Djamil berharap, muassasah lebih berhati hati. Semula mereka menganggap enteng masalah karena dikira tidak mempunyai implikasi apa-apa, hanya masalah box saja. Padahal, menurut Djamil, bagi penyelenggara haji yang juga diawasi masyarakat, hal ini bisa menimbulkan banyak penafsiran.
"Makanya sore ini kita klarifikasi langsung kepada yang bersangkutan dan langsung menyampaikan permintaan maaf," tandasnya.
Selain menyampaikan permintaan maaf secara lisan, pihak Muassasah juga menyampaikan permintaan maaf secara tertulis kepada Kementerian Agama yang ditandatangani langsung oleh Ketua Muassasah.
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016