Denpasar (ANTARA News) - Organisasi dunia yang membidangi masalah pangan (FAO) memberikan bantuan secara khusus dalam memantau dan menangani penyakit flu burung (aviant influenza/AI) di Bali.
Upaya tersebut dengan membentuk tim pelacakan penyakit yang melibatkan peranserta masyarakat (PDS) dan tim Partisipatif Disis Respon (PDR), kata Kepala Sub Dinas Bina Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Propinsi Bali, Ketut suarda di Gilimanuk Senin.
Di sela-sela menyaksikan pemusnahan ribuan ekor itik dan entok ilegal itu ia mengatakan, kedua tim yang masing-masing beranggotakan dua orang telah terbentuk di delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
"FAO membantu biaya operasional dan peralatan kerja kedua tim selama setahun dan setelah itu ditinjau lagi," ujar Suarda.
Ia menjelaskan, kedua tim sehari-harinya bertugas di lapangan untuk menyerap sebanyak mungkin tentang keluhan peternak unggas.
Informasi masyarakat tentang penyakit unggas, khususnya AI sejak dini menjadi perioritas penanganan. Dengan peralatan yang sederhana dan praktis dapat mengetahui ternak unggas, tercemar tidaknya AI.
"Hasil pemeriksaan cepat di lapangan, kembali diuji dalam laboratorium. Pemeriksaan cepat di lapangan hasil tidak jauh berbeda dengan hasil laboratorium," ujar Suarda yang mengkoordinasikan kedua tim di sembilan kabupaten dan kota di Bali.
Bantuan dari FAO dalam tahap pertama akan berakhir September mendatang. Ia berharap organisasi pangan sedunia dapat memberikan bantuan untuk tahap berikutnya, karena Bali bekerja keras membebaskan diri dari penularan virus AI.
Tim PDS dan PDR sudah beberapa kali melakukan pemusnahan terhadap unggas masyarakat atas persetujuan pemiliknya di sekitar lokasi tempat ditemukannya kasus unggas yang terjangkit virus AI.
Jika FAO tidak melanjutkan bantuan terhadap kehadiran PDS dan PDR diharapkan dapat diantisipasi oleh Pemkab dan Pemkot sehingga tim itu dapat melanjutkan aktifitas yang berkaitan dengan AI dan penyakit lainnya yang berkaitkan dengan ternak
dan unggas, ujar Ketut Suarda. (*)