Yogyakarta (ANTARA News) - Angin kencang di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berpeluang terjadi hingga akhir April nanti, kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Yogyakarta, Tyar Prasetyo, Senin. Ketika dihubungi ANTARA News di Yogyakarta, ia mengatakan, angin kencang terjadi karena hujan semakin fluktuatif menjelang dan selama masa pancaroba (peralihan dari musim hujan ke musim kemarau). "Dalam skala harian, cuaca yang tidak menentu akibat semakin bervariasinya hujan yang terkadang turun tiba-tiba dengan curah tinggi, kemudian tiba-tiba pula reda, dan suhu udara terasa panas, menjadi penyebab terjadi angin kencang," katanya. Menurut dia, BMG Yogyakarta memprediksi untuk wilayah Provinsi DIY hingga 10 April hujan masih cukup banyak, meskipun fluktuatif. "Trend hujan mulai berkurang, namun fluktuatif, dalam arti terkadang sebentar hujan, kemudian reda," katanya. Kata Tyar, memang sudah ada tanda-tanda akan memasuki pancaroba atau masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, meskipun untuk skala lokal curah hujan masih tergolong tinggi. Mengomentari angin kencang yang melanda sebagian wilayah Kecamatan Berbah dan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY pada Minggu (8/4) siang, ia mengatakan dari hasil pengamatan pihaknya di TKP, tingkat kerusakan akibat angin itu tidak sebesar angin kencang puting beliung yang melanda sebagian wilayah kota Yogyakarta 7 Februari lalu. "Fakta itu berarti kekuatan angin kencang di wilayah Berbah dan Kalasan tidak sebesar angin kencang puting beliung yang melanda wilayah kota Yogyakarta dua bulan lalu," kata dia. Sebelumnya, angin kencang juga terjadi di wilayah Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, DIY pada Sabtu (7/4) lalu. Tyar mengingatkan, fenomena banyaknya baliho (papan besar iklan) yang terpasang di tempat strategis tetapi dekat dengan rumah penduduk dan berada di kawasan keramaian lalulintas kendaraan terutama di wilayah kota Yogyakarta, perlu dikaji kembali, karena sejumlah baliho roboh akibat angin kencang pada Minggu (8/4) lalu. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007