Pantauan dari Jalan Malik Fadh, Syiyah, Mekkah, Arab Saudi, akses menuju terowongan Malik Fadh menuju Mina mulai padat oleh bus-bus jamaah haji.
Puluhan polisi di tempatkan di titik-titik strategis untuk mengatur lalu lintas dan menghalau mobil-mobil yang tidak berisi jamaah haji memasuki terowongan Malik Fadh.
Tidak hanya menggunakan bus-bus dalam berbagai ukuran, beberapa jamaah haji dari berbagai dunia juga nampak berjalan menyusuri terowongan. Sementara itu sejumlah warga Arab terlihat menawarkan jasa kursi roda kepada mereka di mulut terowongan.
Sementara itu jamaah Indonesia akan diberangkatkan ke Arafah dalam tiga gelombang, kata Kabid Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid Syafiudin .
Pemberangkatan pertama dilakukan dari pukul 07.00-12.00 waktu Arab Saudi. Gelombang kedua pukul 12.00-16.00 dan gelombang ketiga dari pukul 16.00 waktu Arab Saudi sampai selesai.
Setiap maktab dengan jumlah jamaah antara 2.800 hingga 3.000 orang akan diangkut dengan 21 - 22 bus dalam tiga kali pemberangkatan, katanya.
Sementara itu jamaah haji Indonesia, di pemondokan 603 dan 604, terlihat sudah bersiap mengenakan kain ihram dan menunggu bus yang akan membawa mereka ke Arafah di lobi hotel.
Salah satu ketua rombongan yang tergabung pada kelompok terbang (kloter) 31 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 31), Imam mengatakan bahwa jamaahnya yang berjumlah 44 orang sudah siap untuk mengikuti prosesi ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Ditemui di bus jelang keberangkatan ke Arafah, Imam menjelaskan, selama di Indonesia jamaahnya yang berasal dari Tangerang telah mengikuti 15 kali manasik di Tanah Air bersama Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang dikelolanya. Ia optimis jamaahnya bisa mandiri dalam menjalani prosesi ibadah haji.
"Untuk manasik, Alhamdulillah kita adakan sampai lima belas kali. Insya Allah mereka bisa menjadi jamaah mandiri sesuai harapan dari Kementerian Agama," ujarnya.
Terkait imbauan lontar jumrah, Imam mengaku sudah mensosialisasikan kepada jamaahnya untuk menghindari waktu lontar jumrah yang dilarang oleh Pemerintah Arab Saudi. Lontar jumrah akan dilakukan malam.
"Untuk siang yang afdhal kita tidak akan melaksanakan," katanya.
"Mohon doa dari keluarga, mudah-mudahan jamaah kita dalam keadaan sehat, keluarga yang ditinggalkan juga dalam keadaan sehat," harapnya.
Harapan yang sama disampaikan oleh Masmawati dan suaminya Pangaduan Lubis. Jamaah yang tergabung dalam kloter 6 Embarkasi Medan (MES 06) itu mengaku sudah siap menjalani prosesi Arafah, Muzdalifah dan Mina sekalipun tidak ada persiapan khusus, kecuali mengikuti kuliah agama bersama pembimbing selama di hotel.
"Doa banyak. Mohon diampuni dosa-dosanya. Sehat-sehat semua anak di kampung," ujarnya.
Wukuf di Arafah akan berlangsung pada Minggu (11/9) setelah matahari condong ke barat (bada zawal). Khutbah wukuf di tenda misi haji Indonesia akan disampaikan oleh Wakil Rais Am PBNU KH Miftahul Akhyar.
Sekitar 12 ribu jamaah Indonesia yang melakukan tarwiyah atau bermalam di Mina sebelum Arafah tampak telah mulai berangkat meninggalkan pemondokan pada Jumat (9/9). Sekalipun pemerintah tidak menganjurkan tarwiyah namun pemerintah tetap akan menempatkan petugas di pos-pos sepanjang Mina dan Arafah untuk melakukan pemantauan.
Pewarta: Gusti NC Aryani
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016