Kartu pintar tersebut berisi data base peserta, sehingga pengguna tidak perlu lagi mengeluarkan berbagai kartu identitas karena semua sudah dimasukkan berbasis teknologi biometrik."

Jakarta (ANTARA News) - PT Taspen (Persero) menggandeng PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menerbitkan solusi kartu pintar (smart-card) yang berfungsi sebagai alat pembayaran bagi 6,8 juta peserta Taspen baik pensiunan maupun PNS aktif.

Penandatangan nota kesepakatan (MoU) kerja sama dilakukan antara Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro dan Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga yang disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.

Menurut Iqbal Latanro, dengan smart card layanan kepada pensiunan bisa lebih mudah dan lebih cepat mulai dari Pengambilan uang pensiun hingga klaim.

Layanan Taspen sesungguhnya sudah serba digital seperti Taspen Service Point, SMS Notification, Taspen Mobile Application for Smartphone, Aplikasi SIMGAJI, dan Aplikasi Web-Based Services (e-klim, e-SPTB, e-SPT, dan Estimasi Klim).

"Kartu pintar tersebut berisi data base peserta, sehingga pengguna tidak perlu lagi mengeluarkan berbagai kartu identitas karena semua sudah dimasukkan berbasis teknologi biometrik," katanya.

Iqbal menambahkan, kerja sama dengan Telkom ini bagian dari sinergi BUMN yang selalu dicanangkan Kementerian BUMN bagi seluruh perusahaan milik negara.

Dengan begitu, pelayanan kepada pensiunan akan lebih ditingkatkan dan dalam waktu satu tahun ke depan, sehingga semua peserta Taspen sudah menggunakan smart card berbasis teknologi biometrik.

Saat ini, pihaknya masih memproses persiapan IT dan mekanisme yang diperlukan untuk penerbitan kartu tersebut.

Sementara itu, Director of Planning and IT Taspen Faisal Rachman menerangkan, melalui smart card, peserta Taspen tidak hanya bisa melakukan klaim atas pensiunannya tetapi juga akan dikembangkan penggunaanya untuk berbagai transaksi keuangan.

"Fungsi kartunya bisa seperti e-money, atau ATM, bisa untuk beli tiket kereta, pesawat, MRT (Mass Rapid Transit). Tapi, mekanismenya seperti apa masih dibahas. Harapannya, setelah MoU ini, 3 bulan ke depan, sudah bisa launching tahap pertama," kata Faisal.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016