Gorontalo (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Wiranto, menegaskan, di tengah pusaran global seperti saat ini, nasionalisme adalah satu-satunya daya tahan bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi intervensi pihak asing dalam berbagai bidang pembangunan.
Hal itu disampaikan Wiranto, yang juga Ketua Dewan Eksekutif Instititute For Democracy of Indonesia (De Indo) tersebut saat memberi ceramah umum dihadapan ratusan mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Senin.
Ia menjelaskan, sejak tahun 1998, bangsa Indonesia tersudut dalam percaturan global, dengan masuknya berbagai pengaruh pihak asing seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi.
"Pengaruh ini sulit dibendung, jika semangat nasionalisme bangsa Indonesia luntur dan pada akhirnya kita jadi latah atau ikut-ikutan," ujar mantan Panglima TNI itu.
Mantan Menko Polkom tersebut juga mengemukakan, saat ini intervensi pihak asing terhadap Negara Indonesia cukup mengkhawatirkan, karena hal itu terjadi di berbagai bidang seperti ekonomi, budaya dan politik.
Ia mencontohkan di bidang ekonomi, yang paling banyak menanamkan sahamnya di Indonesia adalah pengusaha dari negara lain, sementara para pengusaha lokal malah berbondong-bondong berinvestasi di luar negeri.
"Ini terjadi, karena stabilitas ekonomi, keamanan dan kepastian hukum di Indonesia kurang mendukung iklim investasi, sehingga para konglomerat lebih suka menjelajahi negara lain," tambahnya.
Sementara di bidang budaya, kata dia, adanya high technology seperti Triple T (Telekomunication, Transportation, and Travel) telah mengakibatkan batas geografis Negara Indonesia hampir habis.
"Kalau nasionalisme tidak kuat, maka bangsa ini akan terpengaruh oleh kekuatan negara lain," katanya.
Menurut dia, nilai dan semangat nasionalisme di Indonesia yang telah tercetus sejak lahirnya Boedhi Utomo pada tahun 1908, merupakan tanggungjawab seluruh pejabat, agar hal itu tidak hanya menjadi benda mati atau doktrin aksioma semata. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007