Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai ironis jika Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam kunjungannya ke Indonesia meminta keringanan hukuman bagi warganya yang akan dieksekusi di Indonesia terkait narkoba, Mary Jane Veloso.

"Tapi soal Mary Jane ini saya kira agak dilematis sedikit, beliau di negerinya dengan terbuka mengatakan menembak ribuan orang yang terlibat narkoba, tentu kalau pergi jauh-jauh untuk membela satu orang yang telah terbukti tentu agak berlawanan dengan sifat beliau ini," kata Wapres Kalla di Jakarta, Jumat.

Wapres mengatakan belum mengetahui pasti apa yang dibahas Presiden Joko Widodo dan Presiden Duterte dalam pertemuan kedua kepala negara itu.

"Ya kita tunggulah apa yang dibicarakan," ujar JK.

Duterte bertolak ke Jakarta pada 8 September 2016, setelah menghadiri KTT ASEAN Ke-28 dan KTT Terkait ASEAN Ke-29 di Vientiane, Laos.

"Presiden Duterte akan terbang ke Jakarta untuk kunjungan kerja pada 8 September, tinggal satu malam, dan keesokan harinya akan bertemu dengan Presiden (Joko) Widodo dan setelah itu kembali ke Manila," kata Juru Bicara Kepresidenan Filipina Ernesto Abella di National Convention Center (NCC), Vientiane, Laos, Selasa (6/9).

Menurut media lokal di Filipina, salah satu agenda dari Duterter adalah mengajukan keringanan hukuman mati bagi Mary Jane Veloso.

Namun Duterte mengatakan tetap akan menghormati keputusan hukum di Indonesia, apa pun hasilnya.

Sejak 1 Juli atau sehari setelah Presiden Rodrigo Duterte menjabat, hingga 4 September, total 1.011 terduga pengedar dan pengguna narkoba tewas dalam operasi polisi.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016