Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia siap bekerja sama dengan Presiden baru Timor Leste yang terpilih dalam pemilihan presiden pertama di negara tersebut sejak 2002. Juru Bicara Kepresidenan RI, Dinno Patti Djalal, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperhatikan secara seksama pemilihan umum presiden yang sekarang sedang berlangsung di Timor Leste. "Pemerintah Indonesia siap melakukan kerjasama dengan siapapun yang menang dalam pemilihan presiden di Timor Leste," kata Dino. Menurut dia, pemerintah RI berharap bahwa pemilihan presiden yang sedang berlangsung di negara itu dapat berjalan dengan aman dan tertib. Selama ini, katanya, hubungan kedua negara berjalan baik dan Presiden Yudhoyono pun akan tetap menjaga hubungan baiknya dengan Presiden Xanana Gusmao meskipun tidak lagi menjabat presiden. Pemerintah RI, lanjut Dino, mengharapkan pemerintah Timor Leste dan pasukan internasional yang ada di Timor Leste dapat menjaga situasi pemilihan presiden tersebut agar berlangsung aman dan tertib. Sementara itu, sejak akhir pekan lalu ribuan polisi PBB dan lokal, yang didukung pasukan perdamaian internasional, siap untuk mengamankan pemilihan presiden hari ini (9/4) setelah sempat terjadi bentrokan antara para pendukung kandidat yang bersaing. Delapan kandidat, termasuk PM Jose Ramos Horta, bersaing untuk menggantikan Presiden Xanana Gusmao, yang tidak ikut mencalonkan diri lagi untuk jabatan tersebut. Atul Khare, yang memimpin misi PBB di Timur Leste, mengatakan 1.655 polisi internasional dan sekitar 2.800 perwira lokal akan didukung sekitar 1.000 tentara dari pasukan penjaga perdamaian internasional yang dipimpin Australia. Sekjen PBB Ban Ki moon pada Sabtu (8/4) mengimbau, semua partai di Timor Leste menjadikan pemilihan pertama presiden sejak merdeka tahun 2002 berlangsung bebas dan jujur. "Saya mengharapkan pemilu itu tidak akan diwarnai dengan aksi kekerasan dan intimidasi, dan saya mengharapkan akan memberikan hasil yang dapat disetujui semua pihak partai," kata Ban dalam satu pesan yang disiarkan di radio lokal. "Mata dunia tertuju pada anda. Saya menyeru semua kandidat dan para pendukung mereka menyetujui hasil satu pemilu yang berlangsung damai. Pasukan internasional yang dipimpin Australia dikirim setelah kerusuhan Mei tahun lalu yang menewaskan paling tidak 37 orang dan memaksa lebih dari 150 000 orang mengungsi. Sekitar 37.000 orang masih mengungsi di Dili, ibukota negara itu. Timor Leste memperoleh kemerdekaan setelah satu periode pemerintah PBB. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007