Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi Rp13.073, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp13.063 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa harapan tambahan stimulus dari bank sentral Eropa (ECB) yang hilang menjadi salah satu faktor yang memicu sentimen pelemahan rupiah. ECB memutuskan untuk mempertahankan baik suku bunga acuan serta target pembelian aset.

"Rupiah membuka peluang melemah terpicu sentimen global yang kurang positif," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, pelemahan rupiah relatif masih terbatas seiring dengan sentimen dari dalam negeri mengenai uang tebusan amnesti pajak yang membaik, kondisi itu akan mencegah rupiah untuk melemah terlalu tajam.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa dolar AS memangkas kerugiannya terhadap mayoritas mata uang utama dunia setelah data klaim tunjangan pengangguran menunjukan penurunan.

Ia mengemukakan bahwa Departemen tenaga kerja Amerika Serikat melaporkan klaim awal tunjangan pengangguran di pekan yang berkhir 3 September turun 4.000 menjadi 259.000 dari pekan sebelumnya di 263.000.

"Data tersebut setidaknya memberikan sentimen positif terhadap dolar AS setelah data penggajian non-pertanian dan aktivitas non-manufaktur di Amerika Serikat melambat," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016