Dili, Timor Leste (ANTARA News) - Presiden Xanana Gusmao menggunakan hak pilihnya di satu TPS di dekat rumah pribadinya di kawasan Balibar, Kecamatan Kristu Rei, Dili, Senin pagi, dan mengharap presiden terpilih baru adalah orang yang mencintai rakyat. Gusmao datang ke TPS di satu SD bantuan Australia itu bersama isterinya, Christie, dan ketiga anak lelakinya dengan pengawalan sekadarnya. Gusmao tampaknya tidak mendapat perlakuan istimewa dan langsung berdiri di dalam deretan pengantri yang akan menunaikan hak politiknya. Di tengah penantian melakukan haknya itu, Gusmao sempat bersenda-gurau dengan rakyatnya, bahkan juga menggendong bayi-bayi yang dibawa ibu-ibu mereka ke TPS. Tingkah laku presiden pertama Timor Leste itu jelas menggembirakan para pengantri yang telah datang sejak pukul 06.30 waktu Dili. Kepada ANTARA News, Xanana menyatakan, "Saya harapkan presiden baru nanti bisa lebih mencintai rakyatnya. Presiden yang mau mengerti, mendengar, dan memperjuangkan kepentingan rakyat lebih daripada kepentingan pribadi dan kelompoknya." Masalah terberat Timor Leste saat ini, katanya, adalah memilih pemimpin-pemimpin yang tepat, cakap, dan bisa membawa negara baru itu ke kemajuan yang lebih berarti. Timor Leste mendapat kemerdekaannya pada Mei 2002 setelah selama dua tahun berada dalam masa transisi kepemimpinan dari PBB. Tentang hubungan bertetangga dengan Indonesia, dia menyatakan rasa terima kasihnya bahwa Indonesia mau selalu membantu Timor Leste saat menghadapi masa-masa sulit. Hubungan bertetangga yang baik dan mesra, katanya, merupakan satu hal penting yang harus ditingkatkan dari masa ke masa. "Kami percaya hubungan itu bisa semakin baik pada masa mendatang. Presiden Yudhoyono sendiri belum menghubungi saya secara pribadi tentang pemilu ini. Namun mungkin beliau akan menghubungi presiden baru yang akan terpilih nanti," katanya. Gusmao sejak awal menyatakan keengganannya untuk berlaga dalam pemilu kepresidenan saat ini. Menurut kabar yang beredar, hanya dua pilihan yang akan diajukan kepada dia oleh pendukungnya. Yang pertama adalah mengundurkan diri dari panggung politik formal dalam struktur kenegaraan atau pemerintahan, yang berarti dia akan menjadi "bapak bangsa" atau "founding father". Pilihan kedua adalah mengubah posisinya dari kepala negara menjadi kepala pemerintahan atau menjadi perdana menteri menggantikan Jose Ramos Horta, yang kini menjadi kandidat kuat presiden mendatang. Tampaknya langkah kedua inilah yang akan diambil Gusmao sekalipun dia berkali-kali menampik anggapan itu. Menurut elite politik di Timor Leste, posisi Gusmao sebagai kepala negara tidak akan memungkinkan dia untuk lebih perperan dalam pembangunan negara baru itu karena konstitusi tidak mengizinkan presiden untuk melangkah lebih jauh dalam pelaksanaan program pemerintahan. Gusmao juga akan mendeklarasikan partai baru yang dia pimpin, yaitu Partai CNRT, yang akan menambah panjang daftar partai politik yang ada saat ini, yaitu sebanyak 16 partai politik.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007