Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Senin pagi menguat menembus level 9.100 per dolar AS menjadi 9.092/9.102 dibanding penutupan akhir pekan lalu 9.100/9.110 per dolar AS atau naik delapan poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, mengatakan, rupiah menguat setelah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga BI Rate pada level 9,00 persen karena ingin menjaga inflasi dan nilai tukar rupiah. Rupiah, lanjutnya, kemungkinan akan kembali menguat mendekati 9.000 per dolar AS, apabila BI memang membiarkan pergerakan rupiah itu tergantung pada pasar. "Kami optimis rupiah akan terus menguat pada penutupan sore nanti, melihat potensi pasar yang terus mengarah ke level 9.000 per dolar," ucapnya. Menurut dia, pergerakan rupiah yang menguat kemungkinan tidak terpengaruh oleh menguatnya dolar AS di pasar regional, setelah dilaporkan data pekerja AS meningkat dibanding perkiraan sebelumnya. Dolar AS terhadap yen naik menjadi 119,35, ero jadi 1,3375 per dolar AS, dan ero terhadap yen jadi 159,60. Rupiah juga mendapat dukungan dari membaiknya pasar saham regional seperti indeks Nikkei Jepang naik 1,3 persen, indeks Kospi, Korea Selatan menguat 0,7 persen, katanya. Ia mengatakan, membaiknya data pekerja AS itu menunjukkan bahwa sektot perumahan AS juga membaik yang mengurangi kekhawatiran negara-negara Asia, karena AS merupakan pasar ekspor yang potensial. Apalagi harga minyak dunia juga turun, setelah Iran membebaskan 15 pelaut yang sedikit banyak mengurangi ketegangan di kawasan Timur Tengah, katanya. Rupiah, menurut dia, selain mendapat dukungan BI Rate juga dari aktifnya pelaku asing bermain di pasar modal Indonesia sehingga indeksnya menguat hingga mendekati level 2.000 poin. Meski demikian pergerakan rupiah harus diwaspadai, karena dikhawatirkan akan kembali melemah, setelah rally yang cukup cepat memicu pelaku asing melepas mata uang lokal itu, katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007