Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menegaskan industri pengolahan dan pemurnian hasil tambang atau smelter siap mengolah konsentrat mineral agar bernilai tambah.
"Ada 20 smelter yang sudah siap," kata Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan di Jakarta, Kamis.
Putu mengatakan, jika terdapat konsentrat mineral yang tidak dikelola oleh industri smelter dalam negeri, hal tersebut dikarenakan ketidakcocokan harga antara perusahaan tambang dan pemilik smelter.
"Harga konsentrat mineralnya tidak cocok. Smelternya ada, bahan bakunya ada. Tapi harganya tidak cocok," pungkas Putu.
Menurut Putu, perusahaan smelter menganggap harga konsentrat mineral yang ditawarkan penambang terlalu mahal.
Namun sebaliknya, penambang menganggap perusahaan smelter memberikan harga yang rendah, sehingga mereka lebih memilih untuk ekspor.
Putu menyampaikan hal tersebut terkait usulan Kementerian ESDM untuk perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat mineral hingga lima tahun.
Kendati belum dapat berkomentar lebih jauh, Putu mengatakan sedang menunggu surat dari Kementerian ESDM untuk koordinasi selanjutnya.
"Saya nunggu surat dari ESDM," pungkasnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016