Kami sama sekali tidak menoleransi keterlambatan untuk merealisasikan target operasional penuh RDMP Balikpapan pada September 2019

Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) mengebut pekerjaan proyek peningkatan kapasitas Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur, yang ditargetkan beroperasi pada September 2019.

Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, mengatakan, pihaknya telah memulai pekerjaan desain rinci (front end engineering design/FEED) proyek pengembangan kilang (refinery development master plan/RDMP) Balikpapan.

"Hari ini dimulai pekerjaan FEED," katanya dalam sambutannya saat pertemuan untuk pekerjaan FEED tersebut.

Menurut dia, penyelesaian RDMP Balikpapan dalam waktu tiga tahun tidak bisa dilakukan dengan langkah biasa.

Setelah Juli 2016, Pertamina memulai pekerjaan desain dasar (basic engineering design/BED) dengan target tuntas pada Januari 2017, kini FEED dimulai secara paralel.

"Pada proyek normal, FEED dimulai setelah BED selesai. Namun, untuk RDMP Balikpapan, kami kerjakan secara paralel, sehingga target dimulainya pekerjaan fisik pada pertengahan 2017 bisa tercapai. Kami sama sekali tidak menoleransi keterlambatan untuk merealisasikan target operasional penuh RDMP Balikpapan pada September 2019," katanya.

Hardadi menambahkan, terdapat beberapa tonggak penting (milestone) penyelesaian pekerjaan FEED yaitu licencor management yang harus tuntas pada 9 Januari 2017, lalu FEED revamp unit, yaitu pada unit-unit lama seperti crude distillation unit (CDU) dan vacuum distillation unit (VDU) dengan target selesai 15 Maret 2017.

Selanjutnya, FEED licensed unit pada unit baru seperti diesel and kerosene hydrotreaters, platformer, continuous catalytic reformer, gasoline selective hydrotreaters, alkylation, dan juga residual fluid catalytic cracker (RFCC) selesai 30 Juni 2017, sehingga ujungnya berupa estimasi capex selesai 15 Juli 2017.

Untuk FEED tersebut, Pertamina bekerja sama dengan Bechtel International sebagai pelaksana, baik untuk enam unit baru maupun CDU dan VDU.

Menurut Hardadi, perusahaan mengirimkan 200 insinyur junior dan senior ke kantor Bechtel di Houston, London, dan New Delhi untuk menyelesaikan FEED.

"Ini tidak hanya untuk Balikpapan, tetapi juga kilang lainnya," katanya.

Pertamina tengah merealisasikan enam mega proyek kilang yang terdiri atas empat RDMP yaitu Balikpapan, CIlacap, Dumai, dan Balongan, serta dua kilang baru (grass root refinery/GRR) yakni Tuban dan Bontang.

Menurut Hardadi, pekerjaan RDMP 2-3 kali lebih sulit dari kilang baru karena dibangun di tengah-tengah kilang yang telah ada dan beroperasi.

Dia mencontohkan untuk RDMP Balikpapan, Pertamina melakukan tiga tahapan utama dalam pelaksanaannya.

Tahapan tersebut yaitu pemindahan pergudangan dan perbengkelan untuk lokasi proyek RDMP, pengosongan kawasan hunian untuk pergudangan dan perbengkelan baru, serta pembangunan hunian baru untuk menampung pekerja dari kawasan yang akan dikosongnya.

"Pembangunan hunian baru merupakan tahapan pekerjaan pertama paling krusial. Saat ini, proyek hunian dengan sekitar 300 unit sedang dibangun dan telah mencapai 10 dari 23 lantai yang direncanakan. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk sebagai kontaktor telah berkomitmen menyelesaikan proyek tepat waktu," ujarnya.


Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016