Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan membuka peluang bagi para pelaku usaha dalam negeri untuk meningkatkan ekspor ke Yordania, yang dalam kurun waktu lima tahun terakhir masih defisit neraca perdagangan.
"Eksportir di Nusa Tenggara Barat mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai pasar Yordania khususnya dan pasar Timur Tengah secara umum," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Ari Satria, dalam keterangan pers yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan hal itu dalam seminar sehari mengenai peluang pasar Yordania di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diikuti lebih dari 60 pelaku usaha dari berbagai sektor. Menurut dia, perdagangan Indonesia dengan Yordania dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini masih mengalami defisit.
"Oleh karena itu, untuk menggenjot volume ekspor ke Yordania, Indonesia perlu melihat apa produk yang diimpor Yordania dari dunia," kata Ari.
Impor Yordania dari dunia antara lain mobil, produk otomotif dan spare parts, emas batangan, transmitter telepon, tekstil dan produk tekstil, gandum, beras, serta daging kambing atau domba. Produk-produk tersebut juga telah diekspor Indonesia ke berbagai negara, sehingga, sesungguhnya Indonesia juga dapat memenuhi kebutuhan pasar Yordania.
Komoditas ekspor utama nonmigas Indonesia ke Yordania meliputi kayu lapis, pasta, kertas dan produk kertas, produk mi instan, produk olahan ikan tuna, dan ban. Sedangkan impor produk nonmigas Indonesia dari Yordania meliputi senyawa kimia, seperti kalsium fosfat, asam fosfat, potasium klorida, dan alat elektronik.
Menurut Satria, aktivasi pengembangan ekspor di Mataram, NTB ini merupakan implementasi dari pernyataan bersama yang telah ditandatangani Dirjen PEN dengan Investment Commission the Hashemite Kingdom of Jordan pada 2 Juni 2014 di Amman, Yordania.
Pernyataan bersama tersebut memuat keinginan kedua belah pihak untuk meningkatkan hubungan kerja sama antar komunitas bisnis kedua negara, salah satunya melalui pertukaran informasi di bidang perdagangan.
Sementara itu, Duta Besar Yordania untuk Indonesia, Walid Al Hadid, dalam sambutannya, menjelaskan potensi pasar Yordania dan peluang kerja sama perdagangan antara pelaku usaha Indonesia dan Yordania dalam mendorong peningkatan ekspor Indonesia ke pasar Yordania.
"Indonesia dan Yordania memiliki produk-produk ekspor unggulannya masing-masing. Untuk itu, kiranya pelaku bisnis dari kedua negara dapat melihat peluang dan potensi yang ada di masing-masing negara sehingga dapat saling melengkapi," kata Walid.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai total perdagangan nonmigas Indonesia-Yordania pada periode 2011-2015 memperlihatkan pertumbuhan yang fluktuatif.
Nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Yordania pada 2015 tercatat sebesar 95,23 juta dolar AS, sementara impor nonmigas pada periode yang sama tercatat sebesar 160,78 juta dolar AS.
Pada periode Januari-Juni 2016, nilai total perdagangan Indonesia-Yordania tercatat sebesar 139,4 juta dolar AS, dengan perincian ekspor Indonesia ke Yordania sebesar 48,73 juta dolar AS, sementara impor Indonesia dari Yordania sebesar 90,72 juta dolar AS.
Pewarta: Vicky Febrianto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016