Jakarta (ANTARA News) - Komisi VII DPR menyatakan akan mempertimbangkan usulan tambahan dana subsidi listrik yang diminta PT PLN (Persero), asalkan ditujukan demi kepentingan rakyat. Wakil Ketua Komisi VII DPR, Sutan Batoegana, di Jakarta, Minggu, mengatakan pihaknya akan mengkaji secara cermat usulan tambahan subsidi listrik tersebut. "Mari kita duduk bersama dan membahasnya dalam RAPBN Perubahan 2007 pada masa sidang Komisi mendatang," katanya. Sebelumnya, PLN tetap meminta tambahan subsidi listrik menjadi Rp32,8 triliun atau mengalami kenaikan Rp7 triliun dibandingkan alokasi yang ditetapkan dalam APBN 2007 sebesar Rp25,8 triliun. Menurut Sutan, pada prinsipnya, kalau tambahan subsidi tersebut bertujuan agar tarif dasar listrik (TDL) tidak naik atau alasan lain yang tidak memberatkan rakyat, maka DPR bisa menyetujuinya. "Kalau memang tambahan subsidi ini bertujuan tidak memberatkan rakyat misalkan menjaga agar tidak terjadi kenaikan TDL dan juga dapat menyehatkan PLN `ya` silahkan saja," katanya. Sebab, Sutan melanjutkan, mekanisme pemberian subsidi listrik memang bertujuan agar rakyat tidak terbebani dengan tarif listrik yang mahal. Namun, katanya, DPR secara tegas akan menolak usulan tambahan subsidi tersebut, kalau tidak jelas peruntukannya. Sutan juga menambahkan, pihaknya akan mengevaluasi terlebih dahulu subsidi listrik ke PLN yang telah dialokasikan dalam APBN 2007 sebesar Rp25,8 triliun. "Apakah dana subsidi tersebut sudah sesuai dengan peruntukannya atau tidak," katanya. Dalam rapat pembahasan alokasi subsidi listrik tahun 2007 dengan pemerintah pada 22 September 2006, Komisi VII DPR sebenarnya telah menyetujui revisi alokasi subsidi listrik dimasukkan dalam APBN Perubahan 2007. Revisi tersebut dimungkinkan mengingat asumsi pertumbuhan listrik yang dipakai untuk subsidi listrik Rp25,8 triliun hanya sebesar 0,51 persen. Sementara, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2007 yang diperkirakan 6,3 persen, maka kebutuhan pertumbuhan listrik yang diperlukan menjadi 6,12 persen atau besaran subsidinya menjadi Rp32,8 triliun. Sesuai skenario yang diajukan PLN, pertumbuhan listrik 6,12 persen tersebut dengan asumsi susut jaringan 10,17 persen, penyambungan pelanggan baru 1.461.703 sambungan, penambahan penjualan 6.816 GWh menjadi 118.191 GWh, dan pembangunan pembangkit non BBM. Menurut Dirut PLN Eddie Widiono, tambahan subsidi tersebut selain diperlukan guna mengimbangi laju pertumbuhan ekonomi, juga agar PLN bisa mendapat laba yang ditargetkan tahun ini mencapai sebesar Rp3 triliun. "Kalau PLN memperoleh laba ini, maka perusahaan akan semakin mendapat kepercayaan investor dan selanjutnya mereka juga lebih banyak berinvestasi di Indonesia," katanya. Menurut Eddie, kalau banyak investor yang mau berinvestasi di Indonesia, maka target pemerintah untuk mengurangi subsidi listrik juga akan berjalan semakin cepat. (*)

Copyright © ANTARA 2007