Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 254 calon haji (calhaj) dari Embarkasi Surabaya (Jatim, Bali, dan NTT) batal berangkat ke Tanah Suci karena berbagai hal, sementara jemaah kloter terakhir atau 64 dari embarkasi itu diberangkatkan Senin (5/9) dini hari.
"Ada 254 calhaj Embarkasi Surabaya yang batal berangkat dan menunda untuk tahun berikutnya. Dari jumlah itu ada 14 calhaj dari Bali dan NTT yang mutasi keluar," kata Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Jatim HM Sakur di Surabaya, Selasa.
Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya itu menjelaskan 254 calhaj itu batal atau menunda keberangkatan karena hamil, sakit, wafat, belum melunasi BPIH, dan mutasi keluar.
"Secara keseluruhan, jumlah yang berangkat sampai dengan kloter 64 ada 28.103 jamaah dengan 319 petugas, atau 28.422 orang, tapi kalau sesuai kuota mestinya 28.676 orang, sehingga ada open seat sejumlah 254 orang," paparnya.
Dari 254 tersebut, calhaj yang batal atau tunda karena hamil ada tiga orang, calhaj yang ditolak karena tidak "istitaah" kesehatan (risiko kesehatan) ada 12 orang, dan calhaj tunda karena sakit masih dalam perawatan ada 12 orang.
Selain itu, calhaj yang wafat di asrama haji ada seorang, calhaj pendamping untuk calhaj hamil ada seorang, calhaj yang tunda karena sakit di daerah ada 34 orang, dan calhaj yang wafat di daerah ada 42 orang.
Berikutnya, calhaj yang tunda karena hamil saat masih di daerah ada dua orang, calhaj tunda di daerah dengan berbagai penyebab ada 79 orang, calhaj tunda karena proses pembatalan BPIH ada 54 orang, dan mutasi keluar dari Bali dan NTT ada 14 orang.
"Khusus 12 calhaj yang masih dalam perawatan itu ada dua calhaj yang masih perawatan di Rumah Sakit Haji Surabaya, dan mereka sudah meneken surata kesepakatan untuk menunda keberangkatannya pada tahun berikutnya," tuturnya.
Kedua calhaj adalah Mohammad Ali Amin Sampun dari Kloter 53 dari Kabupaten Malang yang terdeteksi menderita "susp closed fracture femur" dan Salamah Jamaali Syukur dari Kloter 57 asal Kota Pasuruan yang menderita "hiperglikemi plus vomitting".
"Yang menarik, mayoritas pendidikan calhaj tahun ini adalah 70 persen lebih dari pendidikan dasar dan menengah yakni lulusan SD mencapai 36,64 persen, SMA ada 22,07 persen, dan S1 ada 20,99 persen, lalu SMP ada 12,39 persen," ucapnya.
Ia menambahkan bidang pekerjaan calhaj juga menarik, karena mayoritas (90 persen lebih) adalah swasta sejumlah 29,41 persen, lalu ibu rumah tangga 18,78 persen, petani ada 18,14 persen, dan PNS ada 17,87 persen. "Kalau dibilang orang mampu adalah pedagang 7,56 persen dan BUMN 1,17 persen," ujarnya.
Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016