Kita tidak dapat membiarkan instabilitas terjadi di wilayah sekitar kita. Kita tidak dapat membiarkan negara-negara besar mengatur dan menentukan nasib keamanan dan stabilitas wilayah sekitar kita,"

Jakarta (ANTARA News) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyerukan penguatan kerja sama ekonomi negara-negara anggota ASEAN agar kawasan semakin tangguh di era keterbukaan.

Di hadapan sejumlah pemimpin negara ASEAN dalam sidang pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Ke-28 di National Convention Center (NCC), Vientienne, Laos, Selasa, Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya kesatuan dan sentralitas ASEAN.

Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa stabilitas kawasan telah menjadi kebanggaan ASEAN selama ini. Namun, saat ini ASEAN juga menyaksikan dinamika di kawasan yang terus memerlukan perhatian negara-negara anggotanya.

"Kita tidak dapat membiarkan instabilitas terjadi di wilayah sekitar kita. Kita tidak dapat membiarkan negara-negara besar mengatur dan menentukan nasib keamanan dan stabilitas wilayah sekitar kita," kata Presiden.

Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo berharap kepada negara-negara ASEAN agar dapat menjaga semangat untuk tetap menjaga stabilitas kawasan.

"Untuk itu, semangat kerja sama guna menjaga rumah kita harus terus kita teguhkan," ujarnya.

Presiden mengungkap bahwa negara-negara di dunia memiliki harapan tinggi kepada masyarakat ASEAN yang tahun depan akan berusia 50 tahun.

Sebagai sebuah kawasan yang di dalamnya bermukim lebih dari 600 juta jiwa, diperlukan suatu kawasan yang tangguh.

"Tanpa kesatuan dan sentralitas ASEAN, saya yakin peran ASEAN sebagai kontributor penting untuk keamanan dan stabilitas kawasan akan sirna. Jika hal tersebut terjadi maka masa depan ASEAN akan suram," katanya.

Presiden juga membangkitkan semangat negara-negara anggota ASEAN. Perekonomian ASEAN disebut Presiden sebagai sebuah kisah sukses tersendiri.

"GDP ASEAN selama dua tahun berturut-turut tumbuh secara positif, yaitu 4,7 persen. Pertumbuhan ini di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global, Uni Eropa, dan Amerika Serikat," ungkapnya.

Presiden pun mengajak para pemimpin negara ASEAN untuk selalu memperkuat kerja sama ekonomi negara-negara kawasan.

Setidaknya, menurut Presiden Joko Widodo, terdapat tiga hal yang harus dipastikan oleh masyarakat ASEAN.

Pertama, memastikan kerja sama ekonomi yang dapat dinikmati oleh masyarakat ASEAN secara merata. "Kesenjangan pembangunan antara negara anggota ASEAN harus semakin diperkecil," tegasnya.

Selanjutnya, Presiden meminta ASEAN untuk memastikan keterlibatan dan kemajuan UMKM melalui pengembangan teknologi dan inovasi serta perluasan akses keuangan dan pasar.

"Jika rakyat ASEAN tidak merasakan manfaat keberadaan ASEAN maka akan sulit bagi ASEAN untuk tumbuh berkembang secara berkelanjutan," kata Presiden.

Terakhir, Presiden Joko Widodo juga meminta ASEAN untuk menjadi organisasi yang memiliki kepedulian terhadap masyarakatnya.

Presiden berpendapat bahwa pekerja migran ASEAN merupakan representasi nyata dari masyarakat ASEAN yang harus dilindungi.

"ASEAN harus memastikan bahwa hak-hak pekerja dan keluarganya dilindungi dengan baik," katanya.

Setelah mengikuti sidang pleno KTT ASEAN Ke-28, para kepala negara/pemerintahan ASEAN mengikuti acara penandatanganan The ASEAN Declaration on One ASEAN, One Response: ASEAN Responding to Disasters as One in The Region and Outside The Region serta peluncuran Master Plan on ASEAN Connectivity 2025 (MPAC 2025) dan Initiative for ASEAN Integration (IAI) Work Plan III (IAI Work Plan III).

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016