Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian berupaya meningkatkan kontribusi industri baja terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Demikian disampaikan Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan usai mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bertemu Kim Jhi-Yong, Presdir POSCO Indonesia di Jakarta.
"Kami maunya baja itu 70 persen produksi dalam negeri, 30 persen impor. Saat ini posisinya masih terbalik," ujar Putu, Selasa. Menurut Putu, pemenuhan kebutuhan baja dari dalam negeri saat ini dipasok oleh PT Krakatau Steel (persero) dengan produksi sebesar 3 juta ton dan PT Krakatau Posco sebesar 3 juta ton.
Sementara, lanjut Putu, kebutuhan baja dalam negeri saat ini mencapai 12 juta ton, sehingga kekurangannya masih perlu diimpor dari beberapa negara.
Putu menyampaikan, salah satu yang akan diupayakan untuk meningkatkan kontribusi industri baja terhadap PDB adalah penurunan harga gas untuk industri baja yang saat ini harganya mencapi 9-13 dollar AS per million British Thermal Unit (MMBTU).
Harga tersebut dinilai terlalu tinggi untuk mendorong daya saing industri baja dalam negeri, sehingga Kemenperin mengupayakan harga gas untuk industri dapat mencapai 4 dollar AS per MMBTU.
"Yang jelas kami minta harga gas turun. Kami juga memiliki tax holiday dan tax allowance sebagai fasilitas fiskal," pungkas Putu.
Putu menambahkan, Presiden Joko Widodo bahkan sangat mendukung kemajuan industri baja nasional dengan menyampaikan bahwa industri baja sebagai "mother industry" perlu terus diperkuat sehingga menjadi industri yang mandiri.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016