Sebelumnya-sebelumnya kita menggunakan paradigma terbalik. Yang dimaksud adalah keengganan memberikan otda karena kita berasumsi bahwa otda akan memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa,"

Padang (ANTARA News) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla mengatakan dengan otonomi daerah (otda) akan semakin memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

"Sebelumnya-sebelumnya kita menggunakan paradigma terbalik. Yang dimaksud adalah keengganan memberikan otda karena kita berasumsi bahwa otda akan memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa," kata Wapres pada pidato penerimaan gelar Doktor Kehormatan bidang Hukum Pemerintahan Daerah di Universitas Andalas Padang, Senin.

Dalam bayangannya, otda adalah instrumen atau sebuah sistem bernegara dan berbangsa yang menjamin keadilan, karena itu tidak mungkin ada persatuan dan kesatuan bila keadilan tidak disemaikan.

"Dalam perspektif ini, bagi saya otonomi daerah adalah masalah keadilan. Bukan sekedar masalah pengalihan administrasi dan manajemen pemerintahan," katanya.

Dia mengatakan dari sejumlah pergolakan yang terjadi di Indonesia, akar masalahnya semua sama dan satu yaitu masalah keadilan. Orang daerah merasa disepelekan, tidak didengar dan tidak diberi ruang gerak.

"Orang bisa memiliki teori dan persepsi yang berbeda tentang keadilan. Tapi menurut saya, keadilan adalah kondisi hidup dimana tiap orang merasa nyaman, tenteram, aman dan memiliki peluang yang sama," tambah dia.

Terlepas dari paradigma yang ada, otonomi daerah menjadi niscaya di Indonesia karena beberapa alasan sosio budaya dan politik, jelasnya.

Pertama, kemajemukan dalam berbagai hal membuat otonomi daerah menjadi keharusan sebab dengan otda kita dapat menjaga, merawat, melanjutkan kemajemukan itu secara lebih efektif.

Kedua, sebagai negara kepulauan, sistem sentralistik untuk menjalankan roda pemerintahan menjadi tidak efisien.

"Kita pernah keliru dalam berparadigma. Kita menganggap Indonesia adalah negara kepulauan terbesar maka sistem sentralistik untuk mengaturnya menjadi mutlak. Paradigma ini harus dibalik, keutuhan negara dan bangsa bisa lebih efektif dan efisien bila daerah diberi otonomi untuk melaksanakan roda pemerintahan," katanya.

Ketiga, fakta empirik selama beberapa dekade melaksanakan sistem pemerintahan sentralistik, selain ketimpangan antardaerah sangat besar juga kreativitas sumberdaya manusia kian jauh.

Masalahnya, sistem sentralistik membuat sumberdaya manusia di daerah menjadi mandul dalam berkreativitas. Semua hanya menunggu instruksi dan petunjuk dari atas atau Jakarta.

"Bagi saya otonomi daerah itu membutuhkan prasyarat berupa imajinasi, kreativitas dan inisiatif. Bila ketiga prasyarat ini ada pasti daerah akan berkembang secara sehat. Sukses tidaknya otda amat ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia, perencanaan yang baik, pelaksanaan dan kontrol yang baik serta adanya standardisasi nasional," ujar Wapres.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016