London (ANTARA News) - Jumlah warga Afrika terancam malaria meningkat dua kali lipat menjadi 25 juta orang pada 2080 akibat perubahan iklim, kata peneliti pada Senin.
Yang terancam terkena malaria adalah warga di sekitar bendungan Afrika. Daerah tersebut akan menjadi daerah penularan penyakit itu, kata peneliti, yang baru saja menyiarkan temuan tersebut di "Malaria Journal".
Tanpa pencegahan, jumlah penderita malaria di kawasan sekitar bendungan akan meningkat tiga kali lipat menjadi tiga juta per tahun dalam masa sama, kata penelitian tersebut.
"Meski bendungan sudah jelas membawa banyak keuntungan, dampak perubahan iklim terhadap malaria di sekitar wilayah tersebut akan mengubah hal tersebut secara mendasar," kata Solomon Kibret dari Universitas California, yang juga kepala peniliti kajian tersebut.
"Sangat penting bagi kita untuk secara akurat mempredisi dampak perubahan itu demi merencanakan penanggulangan penyakit yang efektif," kata dia dalam pernyataan tertulis.
Malaria adalah penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, hewan yang berkembang biak di air diam seperti genangan-genangan dangkal yang banyak terdapat di sekitar bendungan.
Penyakit itu menjadi penyebab kematian bagi 400.000 orang setiap tahunnya, sebagian besar korban adalah anak-anak dan bayi di kawasan sub-Sahara Afrika.
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa ada sekitar 200 juta kasus malaria setiap tahunnya.
Sementara itu, lebih dari setengah bendungan di Afrika, yang saat ini terletak di wilayah bebas malaria, akan menjadi zona penularan akibat naiknya temperatur yang terjadi karena perubahan iklim.
Bendungan berbahaya itu sebagian besar terletak di kawasan tinggi Afrika timur dan selatan, demikian penelitian itu menerangkan.
Di wilayah itu, dampak dari zona penularan di bendungan akan semakin besar karena rendahnya imunitas para warga yang tidak pernah mengalami malaria sebelumnya, kata penelitian itu.
Negara di Afrika semakin banyak membangun bendungan untuk sumber listrik, mengairi lahan pertanian melalui irigasi, dan menyimpan air di tengah jumlah penduduk yang tumbuh cepat.
Secara umum, bendungan harus dirancang dan diatur untuk menekan perkembang-biakan nyamuk. Pencegahan tersebut di antaranya adalah pengeringan tepi bendungan secara berkala atau memasukkan ikan pemakan jentik di dalam bendungan tersebut, kata penelitian itu.
(UU.G005/A/G005/A/B002)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016