Jakarta (ANTARA News) - Jumlah korban kasus eksploitasi seksual terhadap anak dalam jaringan tersangka AR bertambah menjadi 148 orang, dari sebelumnya 99 orang.
"Para korban kami identifikasi bertambah jadi 148 orang," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Agung Setya, di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Bertambahnya jumlah para korban ini merupakan hasil penyidikan sementara tim penyidik Bareskrim.
Menurutnya para korban yang sebagian merupakan anak-anak ini dieksploitasi sebagai pekerja seks untuk kaum homoseks.
Dalam kasus ini, polisi sudah menetapkan tiga orang tersangka yakni AR, U dan E.
AR merupakan muncikari yang memiliki 148 anak sebagai pekerja seks.
Sementara E diketahui merupakan pedagang sayur di Pasar Ciawi, Bogor, Jawa Barat. E merekrut anak-anak untuk diserahkan kepada AR. Mulanya ia mengajak anak-anak untuk berdagang sayuran, kemudian menawari mereka uang tambahan bila bersedia menjadi pekerja seks.
Dalam jaringan AR, E juga berperan sebagai penyedia rekening untuk menampung uang hasil bisnis prostitusi online milik AR.
Sementara U berperan sebagai muncikari yang memiliki empat anak sebagai pekerja seks. Jaringan U diketahui berbeda dengan jaringan AR.
AR, U dan E dikenakan pasal berlapis terkait UU ITE, UU Pornografi, UU Perlindungan Anak, UU Pencucian Uang, dan UU Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016