"Momentum amnesti pajak menambah demand baru terhadap sektor properti. Suku bunga juga sudah turun, kami harapkan ada tambahan permintaan baru," ujar Direktur Investasi dan Pengelolaan Modal Intiland, Archied Noto Pradono di Jakarta, Senin.
Di tengah kondisi itu, ia mengatakan bahwa perseroan akan lebih gencar memasarkan proyek baru dan proyek lama. Salah satu proyek lama perseroan, yakni proyek apartemen 1Park Avenue yang berlokasi di kawasan Kebayoran, Jakarta Selatan dan kondominium Graha Famili di Surabaya.
"Kita lihat window-nya. Untuk proyek baru, apartemen dan perumahan juga ada. Sebelum akhir tahun ini kami harapkan ada satu proyek apartemen di Jakarta yang akan kita launching, nilainya investasi untuk konstruksi sekira Rp1,2 triliun," katanya.
Ia memaparkan bahwa pada tahun ini, perseroan sudah menggunakan sekitar 50 persen dana belanja modal. Dana belanja modal dianggarkan perseroan pada tahun ini sekitar Rp2 triliun.
"Sebagian besar capex untuk konstruksi, semua capex kita fokuskan untuk pengembangan penyelesaian proyek-proyek untuk konstruksi. Akuisisi lahan kita tidak banyak," paparnya.
Archied Noto Pradono menambahkan bahwa dalam rangka mendukung usahanya, perseroan sedang mewacanakan untuk menerbitkan produk investasi di pasar modal berupa dana investasi real estate (DIRE).
"Ini masih wacana. Kita tunggu perkembangan pasarnya, pajak, serta likuiditasnya. Kita masih melihat pasarnya apakah sudah terbentuk atau belum. Ini tergantung pelaku pasar. Bisa cepet, bisa juga lama," katanya.
Sebelumnya, Kepala Manajemen Informasi dan Pengembangan Emiten BEI Poltak Hotradero menilai produk DIRE dapat turut mendorong pembangunan properti di Indonesia.
"Penerbit produk DIRE akan mendapatkan pendanaan baru yang dapat digunakan lagi untuk ekspansi," ujarnya.
DIRE merupakan salah satu jenis investasi berupa wadah yang dibentuk untuk memiliki aset real estate yang memberikan keuntungan kepada investor dari pendapatan yang berasal dari real estate tersebut dan dapat diperdagangkan di Bursa Efek serta menawarkan dividen yang tinggi.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016